Page 90 - Konstitusionalisme Agraria
P. 90

Para pejuang kemerdekaan tersebut membuktikan bahwa
            pergerakan kemerdekaan Indonesia tidak lepas dari keresahan-
            keresahan agraria yang berlangsung ratusan tahun dari berbagai
            model kapitalisme agraria yang dikembangkan oleh orang Belanda.
            Keresahan-keresahan agraria ini pula yang kemudian menulari
            semangat pembentukan konstitusi Indonesia. Oleh karena itulah,
            penormaan perlunya mengatur hubungan antara negara, rakyat dan
            sumber-sumber agraria dinyatakan di dalam konstitusi sebagaimana
            nampak dalam Pasal 33 dan ketentuan lainnya di dalam UUD 1945.


            Pembentukan UUPA

            UUPA merupakan sentral pembahasan hukum dalam menjabarkan
            hubungan penguasaan negara dan rakyat terhadap tanah dan sumber
            daya alam lainnya yang telah dinyatakan di dalam konstitusi. Insiatif
            pembentukan UUPA yang dirancang untuk mengganti Agrarische
            Wet 1870 telah dimulai sejak Presiden Soekarno mengeluarkan
            Penetapan Presiden Republik Indonesia No. 16 Tahun 1948 untuk
            membentuk Panitia Agraria yang berkedudukan di Yogyakarta.
            Panitia yang kemudian dikenal dengan sebutan “Panitia Agraria
            Yogya” itu diketuai oleh Sarimin Reksodihardjo (Kepala Bagian
            Agraria Kementerian Dalam Negeri) dan beranggotakan pejabat dari
            berbagai kementerian dan jawatan, anggota BP KNIP yang mewakili
            organisasi tani dan daerah, ahli-ahli hukum adat dan wakil Serikat
            Buruh Perkebunan (Harsono, 1999:125).
                 Panitia tersebut mengusulkan beberapa prinsip untuk
            hukum tanah nasional, antara lain: (1) Dilepaskannya asas domein
            dan pengakuan hak ulayat; (2) Diadakannya peraturan yang
            memungkinkan adanya hak perseorangan yang kuat; (3) Diadakan
            penelitian terhadap peraturan negara lain, terutama negara tetangga
            berkaitan dengan apakah orang asing dapat memiliki hak atas
            tanah; (4) Penetapan luas tanah minum pertanian. Untuk Jawa
            diusulkan 2 hektar; (5) Perlu penetapan luas maksimum, untuk
            Jawa 10 hektar dan untuk luar jawa perlu diadakan penelitian
            terlebih dahulu; (6) Menganjurkan untuk menerima skema hak dari



                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     59
   85   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95