Page 94 - Konstitusionalisme Agraria
P. 94

Seharusnya Dimasukkan dalam sebuah Undang-Undang Pokok
            Agraria sebagai Dasar Pembangunan Agraria di Indonesia.” Selain itu
            juga disampaikan prasaran berjudul “Tjatatan Sementara Mengenai
            Rantjangan Undang-undang Pokok Agraria”. Beberapa gagasan yang
            diajukan oleh Seksi Agraria UGM antara lain agar RUUPA “Tidak
            memperkosa sistem hukum tanah yang telah dikenal dalam hukum
            adat,” dan hukum agraria harus “Berlandaskan asas kerokhanian
            negara yaitu Pancasila dan cita-cita pembentukan masyarakat yang
            adil dan makmur.” Pancasila menjadi rujukan utama yang mendasari
            pengaturan tentang agraria. Perlu dipahami pula bahwa Prof.
            Notonagoro merupakan pemikir di bidang hukum dan filsafat yang
            sangat gandrung terhadap Pancasila. Berbagai buku yang beliau tulis
            menjadi upaya untuk memperkuat Pancasila sebagai dasar negara
            dan menganjurkan penurunan Pancasila dalam berbagai dimensi
            kehidupan, termasuk dalam RUUPA.
                 Gagasan dari Seksi Agraria UGM yang diterima dalam
            UUPA antara lain: Pertama, agraria sebagai cakupan yang lebih
            luas dari sekadar tanah agar bisa sejalan dengan Pasal 38 ayat (3)
            UUD Sementara 1950. Kedua, konsepsi mengenai Hak Menguasai
            Negara (HMN) yang dapat didelegasikan kepada daerah swatantra
            dan masyarakat hukum adat. HMN dapat didelegasikan dalam
            bentuk peruntukan dan penguasaan berupa peruntukan tanah bagi
            keperluan negara, tempat peribadatan, pusat kehidupan masyarakat,
            sosial, kesejahteraan, pengembangan produksi masyarakat
            (pertanian, peternakan, perikanan), pengembangan industri,
            transmigrasi, dan pertambangan. HMN dapat pula didelegasikan
            berupa penguasaan/pemilikan tanah dalam bentuk hak milik, hak
            guna usaha, hak guna bangunan, hak pakai, hak sewa, hak membuka
            tanah, dan hak memungut hasil (Luthfi dkk, 2011:57).

                 Ketiga, Pancasila sebagai asas yang tiap sila-silanya dijelmakan
            dalam UUPA. Penjelmaan sila Pancasila yang dianjurkan oleh Seksi
            Agraria antara lain: (Sila 1) Prinsip ikatan manusia atas tanah yang
            bersifat kodrati; (Sila 2) Prinsip diakuinya penguasaan/pemilikan
            privat, kolektif dan oleh negara; (Sila 3) Penyebutan warga negara
            Indonesia/asing dan hak-haknya; (Sila 4 dan 5) Definisi kepentingan


                    Konstitusi Agraria dan Penggunaannya dalam Tiga Rezim Pemerintahan     63
   89   90   91   92   93   94   95   96   97   98   99