Page 7 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 7
Tengah. Sedangkan buku yang telah STPN Press terbitkan pada
tahun lalu adalah mengenai metode penilaian cepat dalam
mengidentiikasi konlik sumber daya alam; jurnal Bhumi yang
memuat tulisan mengenai akar penjelas konlik agraria )ndonesia;
serta dipilihnya tema Penelitian Sistematis 2012 2013 yang juga
menyoroti sengketa dan konlik agraria dengan mengambil lokasi
penelitian di Sarolangun, Mesuji, Blitar, Kutai Kertanegara, dan
beberapa penelitian desk-study mengenai sejarah konlik agraria
Indonesia. Tidak hanya itu, STPN juga sedang mengembangkan
Laboratorium Penyelesaian Sengketa dan Konflik sebagai
tempat belajar mahasiswa dan dosen, yang selanjutnya ingin
dikembangkan menjadi wadah konsultasi dan komunikasi antara
kampus dengan masyarakat luas.
Dari kajian akademik yang telah dilakukan, konlik agraria
dalam skala luas terjadi ketika suatu wilayah dimasukkan ke
dalam areal konsesi, baik dengan alasan hak maupun izin konsesi.
Pemberian hak dan izin secara tidak selektif juga memberi
peluang lebar bagi penelantaran tanah yang turut melahirkan
sengketa dan konflik lanjutan. Konflik melibatkan berbagai
aktor dan kepentingan, baik individu, masyarakat, perusahaan,
maupun instansi pemerintah. Oleh karena itu, penyelesaian
sengketa dan konlik agraria sering kali tidak memadai jika hanya
diselesaikan melalui proses peradilan dan dengan pendekatan
sektoral.
Melalui penerbitan buku yang berjudul Konlik Agraria di
Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik yang ditulis oleh peneliti
muda ini, diharapkan pemahaman menyeluruh mengenai konlik
yang sedang terjadi dapat diketahui akar permasalahannya.
Maka, upaya koreksi dan perbaikannya harus dilakukan secara
jeli, hati-hati, dan mengedepankan asas keadilan, keutuhan
vi Konflik Agraria di Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik