Page 12 - Konflik Agraria Urutsewu: Pendekatan Ekologi Politik
P. 12

atau untuk pertahanan negara. Dalam kenyataannya, kini mereka
            menyaksikan pada beberapa kasus negara menyerahkan tanah
            tersebut secara permanen atau temporal pada korporasi. Tentu
            saja hal ini mencederai rasa keadilan rakyat.
                 Analisis terhadap perusahaan, sebagai salah satu aktor
            penting dalam konlik sumber daya alam, perlu memfokuskan
            pada aliran modal yang terjadi. Terlalu sederhana melihat
            perusahaan hanya dari aktivitas dan badan hukumnya. Di balik
            itu, kekuatan dahsyat yang bekerja adalah modal. Siapa pemegang
            saham, bagaimana jejaring pemodal saling bertukar saham, dan
            bagaimana pergerakan saham transnasional menjadi faktor
            penting lainnya. Badan hukum dapat diikat pada kewarganegaraan,
            tetapi uang tidak pernah mempunyai kewarganegaraan. Di sinilah
            kita melihat bahwa Urutsewu harus dipandang sebagai titik yang
            terhubung dengan kapitalisme global.
                 Aktor dan analisis jejaring lagi-lagi tidak dapat dihindarkan
            untuk melihat dinamika dalam perlawanan rakyat. Koalisi rakyat
            dan elemen organisasi keagamaan yang digambarkan dalam
            buku ini menunjukkan bahwa Urutsewu juga menjadi arena
            untuk menunjukkan perlawanan akar rumput terhadap arah
            gerakan keagamaan. Apa yang terjadi di Urutsewu menunjukkan
            bagaimana tauhid sosial dijalankan, bagaimana keberadaan
             kyai kampung  mampu secara efektif menggalang perlawanan
            terhadap kezaliman pada umat manusia dan alam.
                 Ketika konlik pemanfaatan sumber daya alam terjadi dan
            bereskalasi akibat aktor dan faktor yang diungkapkan dalam
            buku ini, maka penyelesaiannya memerlukan cara-cara baru;
            tidak semata-mata penyelesaian hukum ataupun penyelesaian
            yang sifatnya ad hoc. Tantangan terbesarnya adalah menciptakan
            penyelesaian konlik yang mampu memulihkan hak masyarakat
            dan restorasi lingkungan, memperbaiki kebijakan, meninjau



                                                         Pengantar     xi
   7   8   9   10   11   12   13   14   15   16   17