Page 127 - Keadilan Agraria dan Penataan Ruang Sebagai Basis Integrasi Bangsa
P. 127
langan tambak-tambak yang merupakan sumber
pencaharian. Lahan-lahan yang hilang akibat abrasi ini
tidak ada lahan penggantinya sehingga masyarakat tidak
lagi dapat bekerja sebagai penyedia pangan. Hasil tambak
semakin menurun dan kemudian hilang. Penggantian
lahan tambak tidak mungkin dilakukan karena tambak
berada di kawasan pesisir dan terancam hilang lagi.
Banjir rob menyebabkan hilangnya aset berupa lahan
pertanian dan tambak yang juga merupakan sumber mata
pencaharian masyarakat. Lahan pertanian yang hilang me-
nimbulkan fenomena pergeseran mata pencaharian. Mas-
yarakat yang dahulu sebagai petani tambak beralih profesi
menjadi buruh industri karena sudah tidak memiliki lahan
tambak lagi akibat tenggelam oleh banjir rob (Desmawan,
Sukamdi 2012). Selain buruh pabrik, sebagian warga yang
dahulunya berprofesi sebagai petani tambak beralih
menjadi penjaja makanan untuk para wisatawan yang
mengunjungi makam Syeh Muzakir dan wisata alam
mangrove (Asrofi, Hardoyo & Hadmoko 2017).
Ketahanan pangan di wilayah pesisir dinilai masih
rendah. Penyebabnya yaitu sulitnya akses dan jenis sumber
daya yang ada di wilayah pesisir. Padahal, tiap wilayah me-
miliki keragaman sumber daya masing-masing yang tidak
bisa disamakan. Di sinilah adaptasi diperlukan oleh masya-
rakat untuk menjaga ketahanan pangan.
Ketahanan Pangan di Wilayah Pesisir
Sejauh ini, pembahasan ketahanan pangan di
104