Page 249 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 249

PPPM - STPN Yogyakarta                                                                                             Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

            memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengatur daerah                                    B.  Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
            sempadan sungai secara terpadu dan menyeluruh. Tanah sempadan
            sungai yang berada di sekitar kota harus lebih diperhatikan karena                            Penggunaan  Tanah  adalah  wujud  kegiatan  menggunakan  tanah
            banyak  pihak  yang  berebut  ingin  memanfaatkan  tanah  tersebut                            secara alami maupun buatan, atau wujud tutupan permukaan bumi
            dengan  motivasi  yang  saling  bertentangan,  sehingga  sering                               baik  yang  merupakan  bentukan  alami  maupun  buatan  manusia.
            menimbul kan  konflik  antara  pihak-pihak  tersebut,  antara  lain:                          Contoh  dari  jenis  penggunaan  tanah  ini  misalnya:  permukiman,
            Pemerintah,  Masyarakat  dan  Pihak  Swasta.  Pemerintah  ber-                                sawah, kebun, hutan, dan sebagainya. Adapun pemanfaatan tanah
            keinginan mengelola tanah sempadan sungai dengan tujuan agar                                  diartikan kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa meng-
            bisa mengelola dengan baik. Masyarakat berkeinginan menguasai                                 ubah wujud fisik penggunaan tanahnya, atau wujud penyelenggaraan

            tanah  tersebut  untuk  dirinya  sendiri  dan  keluarganya  sedangkan                         kegiatan penggunaan tanah baik pertanian maupun non pertanian,
            Pihak Swasta ingin menguasai tanah untuk kepentingan bisnisnya.                               dalam upaya untuk memberi peningkatan nilai tanah sesuai dengan
                Hak penguasaan merupakan hal yang paling pokok yang ter-                                  fungsi  tanah,  lingkungan,  kepentingan  masyarakat  dan  waktu,
            dapat  dalam  sistem  agraria  di  satu  negara  maupun  di  satu                             berupa  hasil  atau  jasa  tertentu.  Contoh  jenis  pemanfaatan  tanah
            masyarakat. Penguasaan terhadap tanah merupakan permasalahan                                  seperti:  penggunaan  tanah  permukiman,  pemanfaatannya  untuk
            penting dalam keagrariaan. Dari titik inilah akan ditentukan bagai-                           warung,  kios,  jasa,  dsb.  Pemanfaatan  penggunaan  tanah  kebun
            mana struktur agraria yang akan terbangun, yang akan berkaitan                                misalnya untuk agrowisata, tanaman bunga, tanaman buah-buahan.

            erat dengan struktur masyarakatnya (Wiradi, 1984). Di Indonesia                               Penggunaan tanah hutan, pemanfaatannya untuk hutan produksi,
            UU No.5 Tahun 1960 atau UUPA menempatkan aspek penguasaan                                     hutan wisata, hutan cagar alam, dsb.
            jauh  lebih  penting  dari  aspek  penggunaan.  Aspek  penguasaan                                 Berdasarkan  fungsinya,  sungai  merupakan  salah  satu  jenis
            ditempatkan pada bab khusus (Bab II) dan mendominasi seluruh isi                              kawasan  lindung.  Penggunaan  dan  pemanfaatan  tanah  sungai  di
            UUPA, yaitu dari pasal 16 sampai pasal 51, padahal batang tubuh                               kawasan lindung dan kawasan budidaya harus sesuai dengan fungsi
            UUPA  hanya  berisi  58  pasal.  Selain  jumlah  yang  lebih  dominan,                        kawasan  dan  rencana  tata  ruang  wilayah  di  suatu  daerah.
            juga  terbaca  dengan  mudah  bahwa  aspek  ”penggunaan”  tanah                               Penggunaan  dan  pemanfaatan  tanah  di  kawasan  lindung  tidak
            diatur  setelah  hak  penguasaan  dimiliki  (seseorang,  pemerintah                           boleh mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam
            ataupun badan hukum). Hal ini dapat dilihat pada pasal 2 ayat 2,                              dan ekosistem alami.  Berdasarkan Pasal 15 PP No. 16 tahun 2004

            pasal 4 ayat 2, dan pasal 14 ayat 1. Hal ini dapat dimengerti karena                          tentang Penatagunaan Tanah bahwa pemanfaatan tanah di daerah
            UUPA  lahir  pada  saat  permasalahan  penguasaan  tanah  menjadi                             sempadan sungai harus memperhatikan:
            sangat penting, yaitu bagaimana ”merebut”  tanah-tanah yang di-                               a.  Kepentingan umum
            kuasai oleh pengusaha asing dan pemerintah kolonial.
                                                                                                          b.  Keterbatasan  daya  dukung,  pembangunan  berkelanjutan,
                                                                                                              ekosistem,  ke-aneka  ragaman  hayati  serta  kelestarian
                                                                                                              lingkungan.





            248                                                                                                                                                         249
   244   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254