Page 250 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 250

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 memiliki wewenang dan tanggung jawab dalam mengatur daerah   B.  Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
 sempadan sungai secara terpadu dan menyeluruh. Tanah sempadan
 sungai yang berada di sekitar kota harus lebih diperhatikan karena   Penggunaan  Tanah  adalah  wujud  kegiatan  menggunakan  tanah
 banyak  pihak  yang  berebut  ingin  memanfaatkan  tanah  tersebut   secara alami maupun buatan, atau wujud tutupan permukaan bumi
 dengan  motivasi  yang  saling  bertentangan,  sehingga  sering   baik  yang  merupakan  bentukan  alami  maupun  buatan  manusia.
 menimbul kan  konflik  antara  pihak-pihak  tersebut,  antara  lain:   Contoh  dari  jenis  penggunaan  tanah  ini  misalnya:  permukiman,
 Pemerintah,  Masyarakat  dan  Pihak  Swasta.  Pemerintah  ber-  sawah, kebun, hutan, dan sebagainya. Adapun pemanfaatan tanah
 keinginan mengelola tanah sempadan sungai dengan tujuan agar   diartikan kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa meng-
 bisa mengelola dengan baik. Masyarakat berkeinginan menguasai   ubah wujud fisik penggunaan tanahnya, atau wujud penyelenggaraan

 tanah  tersebut  untuk  dirinya  sendiri  dan  keluarganya  sedangkan   kegiatan penggunaan tanah baik pertanian maupun non pertanian,
 Pihak Swasta ingin menguasai tanah untuk kepentingan bisnisnya.   dalam upaya untuk memberi peningkatan nilai tanah sesuai dengan
 Hak penguasaan merupakan hal yang paling pokok yang ter-  fungsi  tanah,  lingkungan,  kepentingan  masyarakat  dan  waktu,
 dapat  dalam  sistem  agraria  di  satu  negara  maupun  di  satu   berupa  hasil  atau  jasa  tertentu.  Contoh  jenis  pemanfaatan  tanah
 masyarakat. Penguasaan terhadap tanah merupakan permasalahan   seperti:  penggunaan  tanah  permukiman,  pemanfaatannya  untuk
 penting dalam keagrariaan. Dari titik inilah akan ditentukan bagai-  warung,  kios,  jasa,  dsb.  Pemanfaatan  penggunaan  tanah  kebun
 mana struktur agraria yang akan terbangun, yang akan berkaitan   misalnya untuk agrowisata, tanaman bunga, tanaman buah-buahan.

 erat dengan struktur masyarakatnya (Wiradi, 1984). Di Indonesia   Penggunaan tanah hutan, pemanfaatannya untuk hutan produksi,
 UU No.5 Tahun 1960 atau UUPA menempatkan aspek penguasaan   hutan wisata, hutan cagar alam, dsb.
 jauh  lebih  penting  dari  aspek  penggunaan.  Aspek  penguasaan   Berdasarkan  fungsinya,  sungai  merupakan  salah  satu  jenis
 ditempatkan pada bab khusus (Bab II) dan mendominasi seluruh isi   kawasan  lindung.  Penggunaan  dan  pemanfaatan  tanah  sungai  di
 UUPA, yaitu dari pasal 16 sampai pasal 51, padahal batang tubuh   kawasan lindung dan kawasan budidaya harus sesuai dengan fungsi
 UUPA  hanya  berisi  58  pasal.  Selain  jumlah  yang  lebih  dominan,   kawasan  dan  rencana  tata  ruang  wilayah  di  suatu  daerah.
 juga  terbaca  dengan  mudah  bahwa  aspek  ”penggunaan”  tanah   Penggunaan  dan  pemanfaatan  tanah  di  kawasan  lindung  tidak
 diatur  setelah  hak  penguasaan  dimiliki  (seseorang,  pemerintah   boleh mengganggu fungsi alam dan tidak mengubah bentang alam
 ataupun badan hukum). Hal ini dapat dilihat pada pasal 2 ayat 2,     dan ekosistem alami.  Berdasarkan Pasal 15 PP No. 16 tahun 2004

 pasal 4 ayat 2, dan pasal 14 ayat 1. Hal ini dapat dimengerti karena   tentang Penatagunaan Tanah bahwa pemanfaatan tanah di daerah
 UUPA  lahir  pada  saat  permasalahan  penguasaan  tanah  menjadi   sempadan sungai harus memperhatikan:
 sangat penting, yaitu bagaimana ”merebut”  tanah-tanah yang di-  a.  Kepentingan umum
 kuasai oleh pengusaha asing dan pemerintah kolonial.
               b.  Keterbatasan  daya  dukung,  pembangunan  berkelanjutan,
                   ekosistem,  ke-aneka  ragaman  hayati  serta  kelestarian
                   lingkungan.





 248                                                                         249
   245   246   247   248   249   250   251   252   253   254   255