Page 266 - Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat (Hasil Penelitian Strategis PPPM STPN 2014)
P. 266

PPPM - STPN Yogyakarta              Penataan dan Pengelolaan Pertanahan yang Mensejahterakan Masyarakat

 keber adaan dari sungai tersebut. Pada awalnya (sekitar tahun 1960-  meng klaim  bahwa  tanah  yang  sekarang  ada  rumahnya  tersebut
 an) di sekitar daerah aliran sungai ini, penguasaan tanah diawali   diakuinya  sebagai  tanah  miliknya  yang  merupakan  warisan  dari
 dengan pendudukan  wilayah sempadan yang oleh masyarakat  di-  nenek moyang mereka.
 sebut sebagai tanah milik bersama. Tanah itu akhirnya dimanfaatkan   Sementara  itu  dalam  peraturannya,  tanah  yang  belum  atau
 penduduk sekitar untuk ditanami beberapa jenis tanaman semusim   tidak  melekat  atau  terdaftar  dengan  sesuatu  hak  atas  tanah  di
 seperti pisang, ubi kayu, dan sayur-sayuran. Selain itu dengan dalih   atasnya, maka tanah tersebut adalah tanah negara. Di pulau Jawa
 untuk  pengamanan  daerah  pinggiran  sungai,  maka  beberapa   hal ini ditandai dengan tidak terdaftarnya tanah tersebut sebagai
 penduduk sekitar juga menanam tanaman tahunan seperti mangga,   tanah obyek pajak di Buku C Desa, atau tercatat dalam buku desa
 jambu dan kelapa.  Seiring dengan perubahan pola sosial ekonomi   sebagai Tanah Negara atau Government Grond (GG).

 dalam masyarakat tersebut, tanah milik bersama masyarakat  itu   Dalam  hal  tanah  negara  sebagai  obyek  pendaftaran  tanah
 secara bertahap dikuasai oleh anggota masyarakat dengan sistem   sebagai mana  dimaksud  pada  ayat  (1)  huruf  f,  pendaftarannya
 penguasaan individual atau secara perorangan dan oleh masyarakat   dilakukan dengan cara membukukan bidang tanah yang merupakan
 diakui  secara  tak  tertulis  baik  berdasarkan  hubungan  keturunan   Tanah  Negara  dalam  daftar  tanah.  Berkaitan  dengan  ketentuan
 maupun  penguasaan.  Dalam  perjalanan  waktu,  Kota  Surakarta   tersebut di atas, ketika pemerintah kota mulai melihat gelagat dari
 semakin  berkembang  menjadi  kota  yang  semakin  sibuk  dan   penduduk setempat, ditanyakanlah bukti kepemilikan tanah yang
 dinamis. Sejalan dengan itu, jumlah penduduk Kota Surakarta juga   mereka  tempati.  Ternyata  mereka  tidak  bisa  menunjukkan  bukti

 semakin  bertambah.  Konsekeuensinya  kebutuhan  akan  rumah   kepemilikan  tanah  tersebut.  Di  sisi  lain,  ternyata  Pemerintah
 tinggal-pun semakin banyak diperlukan penduduk. Mulailah sekitar   Kotamadya Surakarta juga tidak bisa membuktikan bahwa tanah di
 tahun  1970-an  tanah  yang  ditanami  tanaman  semusim  maupun   sekitar  Sungai  Kalianyar  adalah  tanah  negara  yang  di  atas  tanah
 tanaman tahunan bahkan tanah yang tumbuh rerumputan, dibersih-  tersebut tidak ada satupun hak yang dipunyai oleh pihak lain selain
 kan masyarakat dan didirikanlah rumah-rumah tinggal oleh pen-  Pemerintah Kota Surakarta. Oleh karena itu semakin kuat anggapan
 duduk  setempat.  Setelah  beberapa  penduduk  mendirikan  rumah   masyarakat bahwa tanah tersebut adalah tanah negara bebas. Atas
 bersama-sama  dan  tidak  ada  peringatan  sama  sekali  dari   dasar  itulah,  akhirnya  masyarakat  mengajukan  secara  bersama-
 pemerintah, mulailah penduduk yang lain mengikuti jejaknya men-  sama kepada Pemerintah Kotamadya Surakarta melalui Pemerintah
 diri kan rumah di sekitar Sungai Kalianyar. Rumah-rumah yang ada   Kecamatan  Banjarsari  bahwa  mereka  menguasai  tanah  negara

 luas  tanahnya  berbeda-beda  sesuai  dengan  keinginan  penduduk   bebas tersebut.
 masing-masing.  Hal  ini  tentunya  berkaitan  dengan  kemampuan   Awal  pengajuan  permohonan  penguasaan  tanah  negara  oleh
 ekonomi dari masing-masing penduduk ketika mendirikan rumah.   masyarakat  ini  sebetulnya  diinisiasi  oleh  masyarakat  Kelurahan
 Ada yang mampu mendirikan rumah dengan ukuran agak besar, ini   Gilingan.  Melalui  Pemerintah  Kelurahan  Gilingan  yang  disetujui
 tentu  saja  didirikan  pada  tanah  yang  lebih  luas.  Ada  pula  yang   oleh Camat Banjarsari, masyarakat mengajukan permohonan tanah
 mendirikan  rumah  kecil  saja  yang  memerlukan  tanah  yang  tidak   negara  untuk  dikuasainya  kepada  Pemerintah  Kotamadya
 begitu luas. Untuk menjamin keamanan penduduk yang menempati   Surakarta.  Akhirnya  pada  Tahun  1998  Walikotamadya  Daerah

 daerah  sekitar  Sungai  Kalianyar  tersebut,  mulailah  penduduk   Tingkat II Surakarta mengeluarkan persetujuan permohonan tanah

 264                                                                         265
   261   262   263   264   265   266   267   268   269   270   271