Page 135 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 135

di Sumatera, perseroan dagang Indonesia N.V. Indonesia dan
                     sebagainya

                3.  Familie atau keluarga sedarah, seperti di Minangkabau dan Manado.
                     Menurut pendirian pemerintah hak milik dibagi dalam 2 (dua)
                     bagian yaitu :
                     a.   Hak Milik Perseorangan yang turun temurun, atau dengan
                         singkatan hak milik (erfelijk individueel bezit)

                     b.  Hak  Milik  Komunal,  atau  dengan  singkata  komunal
                         (communal bezit).
                Perbedaan antara hak milik perseorangan dan hak milik komunal
            menurut pendapat pemerintah dahulu hanya terletak dalam pemegang hak
            saja, sebab isinya sama. Apabila yang memegang hak milik itu perseorangan,
            hak itu disebut hak milik perseorangan yang turun-temurun, sedang jika yang
            memegang hak itu persekutuan hukum seperti desa dan sebagainya, hak itu
            dinamakan hak milik komunal. Hak komunal ini dibagi lagi atas dua bagian
            yaitu : 149

            1.  Hak Milik Komunal dengan bagian-bagian yang tetap
            2.  Hak Milik Komunal dengan bagian-bagian yang pada waktu tertentu
                berganti-ganti.

                Dalam hal ini haruslah diingat, “bahwa di suatu desa yang sawah-sawah
            atau ladang-ladangnya menjadi hak milik komunal, pekarangan perumahan
            adalah senantiasa menjadi hak milik perseorangan”.  Tentang hak milik
            komunal ada beberapa pendapat :
            1)  Hak Komunal adalah hak milik para gogol bersama-sama (keputusan
                bersama), yaitu dari mereka yang mengerjakan tanah itu. Inilah pendirian
                pemerintah pada mulanya, hal ini ternyata dari alasan-alasan dalam
                conversie besluit (S.188-102).
            2)  Hak Komunal adalah hak milik dari desa sebagai badan hukum. Inilah
                pendirian pemerintah yang kemudian dan antara lain ternyata dari pasal
                10 Ordonansi Desa (S.1906-83) : Residen F.A.E. Lacevlle yang kira-kira



                149   Eddy Ruchiyat, Op. Cit, hlm.39.

                                           118
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140