Page 143 - Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat
P. 143

dan penghargaan pada tanah sedemikian rupa sehingga tanah menjadi benda
            yang sangat istimewa dan mendapat perlakuan khusus dalam pengaturan
            hukumnya.

                Kepentingan-kepentingan ini tampak pada persekutuan-persekutuan
            hukum (Rechtsgemeenschappen) yang digambarkan oleh Iman Sudiyat sebagai
            berikut :
                Persekutuan setempat  (dorpsgemenenschap) atau persekutuan wilayah
                (streekgemeenschap) bukan hanya merupakan persekutuan hukum belaka,
                melainkan terutama persekutuan usaha, dengan tanah selaku modal;
                suatu perusahaan tempat pada dasarnya semua anggota persekutuan
                yang bersangkutan mempunyai dan memiliki kewajiban serta sumber
                mereka terutama memperoleh kemungkinan membina penhidupannya.

                Persekutuan hukum dirumuskan pula oleh Ter Haar sebagai “gerombolan
            yang teratur bersifat tetap dengan dengan mempunyai kekuasaan sendiri, pula
                                                                          158
            kekayaan sendiri berupa benda yang kelihatan dan tidak kelihatan mata”.
                Dari apa saja yang dikemukakan di atas diakui bahwa tidak semua keadaan
            di mana terdapat masyarakat yang hidup sebagai suatu kesatuan dapat di sebut
            sebagai persekutuan hukum. Hanya masyarakat yang memenuhi unsur:
            1.  Keteraturan

            2.  Tinggal dalam satu wilayah
            3.  Mempunyai kekuasaan sendiri
            4.  Memiliki kekayaan sendiri baik jasmaniah, maupun rohaniah, yang di
                pandang sebagai salah satu kesatuan masyarakat persekutuan adat.

                Dari unsur-unsur yang dikemukakan jelas terlihat hubungan antara
            tanah dengan masyarakat hukum adat mempunyai makna yakni bahwa tanah
            yang merupakan kekayaan dari masyarakat yang berada dalam satu wilayah
            tertentu  tinggal  secara  terus-menerus  mempunyai  kesatuan  yang  kokoh
            dan mempunyai keteraturan dari masyarakat hukum adat, dipertahankan
            oleh pemimpin atau pemuka adatnya. Keberadaan masyarakat hukum adat



            BPHN, No.1 Tahun 1997, hal 23.
                158   B. Ter Haar-K. Ng. Soebekti Poesponoto (penterjemah), Azaz-azaz dan susunan
            Hukum Adat, Pradnya paramita, Jakarta, 1999, hal 7


                                           126
   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147   148