Page 8 - Pengakuan dan Perlindungan Hak Atas Tanah Masyarakat Hukum Adat di Kawasan Hutan
P. 8

BAB I




                               PENDAHULUAN










                  “[R]ecently the Indonesian Constitutional Court has decided that
                  customary forest, or hutan adat, is not part of the state forest zone.
               This decision marks an important step towards a full recognition of land
              and resources rights of adat community and forest-dependent communities.
                   This will also enable Indonesia’s shift toward sustainable growth
                          with equity in its forests and peatlands sector.”
                          (Susilo Bambang Yudhoyono, 27 Juni 2013 )
                                                                  1




             A.    Latar Belakang
                   Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan komitmennya
             untuk memulai proses pendaftaran dan pengakuan hak atas tanah dan
             wilayah adat masyarakat-hukum adat di Indonesia. Ia menyatakan dalam
             suatu forum internasional, Tropical Forest Alliance 2020: Promoting
             Sustainability and Productivity in the Palm Oil and Pulp & Paper Sectors
             Workshop, di Jakarta, 27 Juni 2013.
                   Komitmen presiden merupakan respon atas putusan yang bersifat
             final dan mengikat Mahkamah Konstitusi (MK) Republik Indonesia yang
             menetapkan bahwa hutan adat bukan lagi hutan negara, melainkan bagian
             dari wilayah adat. Putusan MK atas perkara nomor 35/PUU-X/2012
             (dikenal dengan Putusan MK 35) keluar pada tanggal 16 Mei 2012.
             Mahkamah Konstitusi menghasilkan beberapa putusan penting yang


                   1 Pidato ini bisa dilihat di website resmi presiden,  http://www.presidenri.go.id/index.php/
             eng/pidato/2013/06/27/2136.html
   3   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13