Page 77 - Gerakan-gerakan Agraria Transnasional
P. 77
Gerakan Agraria Transnasional
pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Namun, yang
mengejutkan banyak orang, banyak petani dan petani kecil
di berbagai daerah dunia telah menjadi kekuatan yang pal-
ing tangguh dalam menghadapi dan mengkritisi arus deras
pasar bebas yang dimulai pada tahun 1970-an dengan
runtuhnya kerangka Bretton Woods yang mengatur eko-
nomi dunia dan dimulainya era globalisasi (Helleiner
1994). Meningkatnya profil dan semakin kuatnya pengaruh
Via Campesina dan jaringan regional, seperti CLOC di
Amerika Latin dan ROPPA di Afrika Barat, yang memulai
dan merefleksikan ekspansi masyarakat sipil transnasional
yang lebih luas pada periode yang sama. Terjadinya krisis
yang parah telah mempengaruhi kaum miskin pedesaan
ini, dan itu semua telah memberikan karakteristik khusus
untuk organisasi-organisasi dan pemimpin mereka untuk
menggunakan berbagai tindakan repertoar yang semakin
besar variasinya di berbagai tempat, dari pertemuan menteri
WTO hingga lokasi pengujian tanaman rekayasa genetik.
Perlawanan terhadap peraturan perdagangan yang tidak
adil, kontrol korporasi atas benih genetik dan reforma
agraria yang berorientasi pasar, serta pendekatan-pende-
katan inovatif untuk pembangunan dan untuk mengambil-
alih kemakmuran yang diproduksi oleh petani dan
produsen petani keecil merupakan persoalan-persoalan
yang tercakup dalam bab-bab dalam buku ini. Masalah
pembangunan aliansi—dengan aktivis lingkungan, gerakan
perempuan dan masyarakat adat dan kelompok minoritas,
serta dengan organisasi-organisasi non-pemerintah dan
lembaga supra-pemerintahan nasional—juga telah menjadi
subjek bagi para peneliti ini dan untuk diperdebatkan di
kalangan aktivis. Beberapa kontributor menyinggung
sedikit pada kompleksitas tersebut dan kadang-kadang
peranan yang saling berselisih antara para ilmuwan
akademik dan para intelektual profesional itu dengan
63