Page 199 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 199

190   Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            Pemerintah Desa Prigelan mampu memainkan relasi kuasa yang unik,
            yaitu berupa penerapan power over relation seraya memperlihatkan
            power to relation.
                Strategi  pertanahan  yang digagas dan dilaksanakan oleh
            Pemerintah dan  masyarakat  Desa  Prigelan  perlu didukung oleh
            Kantor Pertanahan Kabupaten Purworejo. Dukungan  dapat
            diberikan dalam bentuk pelatihan dan pendampingan, agar strategi
            pertanahan  yang diterapkan di desa  ini dapat  meningkatkan
            kesejahteraan masyarakat (termasuk  petani). Pelatihan  yang
            diberikan  antara lain berupa  optimalisasi  potensi bidang-bidang
            tanah yang ada di desa ini, sedangkan pendampingan yang diberikan
            merupakan kegiatan lanjutan, yang antara lain dimaksudkan untuk
            menjamin  peningkatan kesejahteraan masyarakat. Hal ini  sesuai
            dengan salah satu tugas dan fungsi Kantor Pertanahan Kabupaten
            Purworejo, yaitu memberdayakan masyarakat.
                Seiring dengan harapan atas peran yang dimainkan oleh Kantor
            Pertanahan Kabupaten Purworejo,  ternyata malam semakin larut,
            dan  udara  semakin  dingin. Seorang  petani Desa Prigelan mulai
            bersiap-siap  untuk  tidur, karena  istri  dan  ketiga  anaknya  telah
            tertidur  sejak  pukul 21:00. Ia bersyukur  pada  Tuhan  Yang Maha
            Esa diberi anugerah istri yang dicintainya, yang rela berlelah-lelah
            menua bersama dirinya. Ia juga bersyukur atas anugerah tiga orang
            anak, yang bersemangat mempersiapkan masa depan, yang mungkin
            mereka sendiri belum tahu isinya. Telah cukup rasanya, ia bermanja
            dengan udara dingin di teras rumah, seraya melambungkan pikiran
            agar mampu meningkatkan kesejahteraan keluarga.
                Sebelum masuk ke  dalam  rumah, ia  sempatkan  sejenak
            memandang  jalan desa di depan  rumah  yang  nampak  lengang,
            karena hari telah larut malam. Ia rapihkan meja dan cangkir kopi
            yang telah kosong, sambil mengarahkan pandangan pada sebidang
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204