Page 194 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 194

Relasi Kuasa dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan  185

            itu, meskipun strategi pemilikan tanah dirumuskan secara sederhana
            dan hanya  sebatas  wilayah Desa Prigelan,  tetapi ia  efektif  dalam
            melindungi petani di desa ini.
                Upaya  melindungi petani  melalui  strategi pemilikan  tanah
            memerlukan kesungguhan para pelaksananya (terutama Pemerintah
            Desa Prigelan), karena merekalah  yang harus menerapkan  dan
            sekaligus menegakkan strategi tersebut. Oleh karena itu, substansi
            pada strategi  pemilikan  tanah  harus sesuai  kadarnya  dengan
            kemampuan Pemerintah Desa, gapoktan, kelompok tani, dan petani.
            Bila berada di bawah kadar kemampuan yang dimiliki Pemerintah
            Desa, gapoktan, kelompok tani, dan petani, maka strategi tersebut
            tidak akan optimal.  Tetapi  bila  berada di atas  kadar  kemampuan
            yang  dimiliki  Pemerintah  Desa,  gapoktan,  kelompok  tani,  dan
            petani, maka strategi tersebut tidak akan dapat diterapkan.
                Ketiga, adanya tanah telar, yang sejak dahulu telah diusahakan
            oleh Pemerintah Desa Prigelan agar dapat dimanfaatkan sebagai
            sawah. Pada masa Suparmin (Kepala Desa Prigelan tahun 1946 –
            1986) bagian tepi tanah telar sudah dapat ditanami padi. Bagian
            tepi tanah telar atau sawah di tepi tanah telar ini dapat ditanami
            padi  sebanyak  2  (dua)  kali  dalam  setahun.  Penanaman  yang
            pertama biasanya hasilnya baik yaitu 9 kuintal gabah kering panen
            per 100 ubin. Tetapi pada penanaman yang kedua biasanya hasil
            kurang begitu baik, yaitu hanya 2,5 kuintal gabah kering panen
            per 100 ubin.
                Pandangan  Mardiyono tentang tanah telar  memperlihatkan
            perhatian petani  terhadap  strategi penggunaan  tanah  yang
            diterapkan di Desa Prigelan, yaitu mempertahankan  tanah sawah
            agar tidak dikonversi ke bentuk penggunaan tanah lainnya. Strategi
            penggunaan tanah telah mengalami internalisasi di kalangan petani
            Desa Prigelan, dan menyatu dalam kehidupan para petani desa ini.
   189   190   191   192   193   194   195   196   197   198   199