Page 191 - Relasi Kuasa: Dalam Strategi Pertanahan di Desa Prigelan
P. 191

182   Aristiono Nugroho, Suharno, dan Tullus Subroto
            berperilaku sebagai makhluk sosial. Perilaku ini penting bagi petani,
            karena  dapat mendorong  pemilik  tanah  sawah memperhatikan
            kepentingan (kebutuhan) petani yang tidak memiliki tanah sawah.
                Inilah cara petani menginterpretasikan lingkungan dalam frame
            kepentingan petani, yaitu ketika pengetahuannya tentang makhluk
            sosial dijadikan dasar  untuk  menuntut  pemilik  tanah  sawah
            melakukan perilaku tertentu. Dengan kata lain pengetahuan petani
            tentang makhluk sosial digunakannya secara efektif sebagai referensi
            (kerangka  acuan),  yang berguna bagi  upaya memperjuangkan
            kepentingan  petani, terutama  petani  yang tidak  memiliki tanah
            sawah.
                Referensi  yang dimiliki dan dibangun  petani, akhirnya  ber-
            singgungan  dengan keadilan  yang menjadi  syarat  terwujudnya
            kesejahteraan dan harmoni sosial. Keempatnya (referensi, keadilan,
            kesejahteraan, dan harmoni sosial) seakan suatu sitem, yang secara
            keseluruhan  saling  terkait. Referensi memberi kemampuan  pada
            petani mengenali level keadilan  yang melingkupinya,  sehingga ia
            terdorong  untuk  terus memperjuangkan keadilan. Berdasarkan
            kondisi yang adil petani mendapat kesempatan untuk memperoleh
            kesejahteraan  yang  dibutuhkan  oleh  diri  dan  keluarganya.  Ketika
            kesejahteraan dapat tercapai barulah terbuka ruang bagi terwujudnya
            harmoni sosial di masyarakat.
                Sebagaimana diketahui  referensi  petani  beraneka-ragam, dan
            penggunaannya juga  dapat berada  pada konteks  yang beraneka-
            ragam. Tetapi keaneka-ragaman ini diikat oleh kepentingan petani
            yang esensial, yaitu kelangsungan hidup sebagai petani. Pentingnya
            kelangsungan  hidup  sebagai petani  menyelimuti referensi,  dan
            membentuk pandangan hidup serta etos petani yang berisi nilai dan
            ajaran tentang dinamika pertanian.  Meskipun  nilai dan ajarannya
            tetap  saja berpotensi  positif dan negatif, yaitu berkontribusi atau
   186   187   188   189   190   191   192   193   194   195   196