Page 28 - Mozaik Rupa Agraria
P. 28
(6)
1817-1822
Penjajah lama datang kembali menggantikan penjajah baru.
Dalam suatu pertarungan, macan mati tertusuk tanduk kerbau. Jika macan
menang, maka ia dibunuh ramai-ramai oleh manusia.
“Tuan Meneer, dulu macan perlambang alam, kerbau yang dekat dengan
tani perlambang manusia, kini macan perkasa itu ibarat bangsa Tuan,
kerbau ibarat bangsa hamba.”
“Oh, kami bukan macan yang pengecut mengendap-endap dan menerkam
dari belakang, kami singa yang berani, gagah menjelajah dan terhormat,
Sinuhun.”
“Adu macan dan kerbau ini kesukaan hamba, Tuan.”
“Ja, ja, ini menghibur, lanjutkan saja, Sinuhun.”
Ekologi Politik/Ekonomi Politik Sumberdaya Agraria dan Lingkungan Hidup 15