Page 167 - MP3EI, Masterplan Percepatan dan Perluasan Krisis Sosial-Ekologis Indonesia
P. 167
Eksploitasi Buruh Kebun di Sumatera Utara 157
Di Balik Perkebunan dan Proyek Hilirisasi Sawit:
Di luar itu, penerapan denda ini merupakan strategi perusahaan untuk
mengurangi biaya produksi. Perusahaan akan meng-alami kerugian bila
buruh melakukan kesalahan dalam proses produksi. Kerugian itu dapat
berupa target produksi yang tidak tercapai yang berimplikasi pada
keharusan penambahan waktu atau biaya untuk mengganti waktu yang
telah terpakai. Un-tuk mengantisipasi kerugian tersebut, perusahaan
menerapkan denda sehingga dengan demikian target kerja bisa tercapai
dan kerugian waktu dan biaya bisa ditekan.
Buruh Perempuan di Perkebunan
Sebagaimana disampaikan di awal, buruh pemanen biasanya membawa
isteri ke ancak untuk memenuhi basis borong (target kerja). Istri buruh
tidak memiliki status kerja namun terpaksa ikut bekerja di perkebunan demi
mencapai target kerja yang tak mungkin dapat dilakukan oleh satu orang Gambar 5: Isteri buruh yang bertugas mengumpulkan brondolan.
Foto: Hotler P. Sitorus.
buruh. Istri/perempuan bekerja tanpa mendapat balasan upah atas hasil
kerja Dalam proses pemanen ini perempuan bekerja memindahkan minimal
5 janjang buah sawit (rata-rata 25 Kg/janjangan) ke penampungan hasil
(TPH), mengutip brondolan dan memasukkannya ke dalam goni, merapikan
pelepah daun yang telah dipotong dan meletakkannya di celah-celah di
antara tanaman sawit. Mereka bekerja tanpa alat keselamatan dan
kesehatan kerja yang memadai seperti helm, sarung tangan dan sepatu
boot. Di PT PP Lonsum Turangie Divisi Sungai Wampu, misalnya terdapat 30
orang perempuan yang ikut ke ancak membantu suami bekerja.
Di luar itu, terdapat perempuan yang bekerja sebagai BHL. Buruh
perempuan di perkebunan biasanya mengerjakan 4 pekerjaan pokok yaitu
menyemprot, memupuk, menunas, dan membabat. Pekerjaan menyemprot
sebagian besar dilakukan oleh perempuan dan mayoritas dari mereka
adalah BHL. Pekerjaan ini dilakukan dengan 2 metoda: 1) Cara manual;
buruh menggendong 22 Kg liter racun ditambah dengan 5 Kg tabung Gambar 5: Isteri buruh yang bekerja sebagai kernet.
semprotan. Cara manual ini, mandor akan membawa pestisida yang Foto: Hotler P. Sitorus.
diperlukan dan menyerahkannya ke pekerja. Yang terakhir akan
memasukkannya ke dalam semprotan dan mencampurnya dengan air (yang
disediakan oleh perusahaan) dengan menggunakan dosis yang tepat.
Pekerja bertanggung jawab untuk mengangkat dan membawa kembali ke
perkebunan semprotan gudang dan harus mencapai target satu hektar per
hari (mengisi semprotan tiga kali). Perusahaan tidak menyediakan masker,
sarung tangan, topi, pakaian dan alas kaki khusus, perangkat melindungi
mata, dll untuk digunakan sebagai perlindungan; oleh karena itu pekerjaan
penyemprotan ini cukup berbahaya bagi buruh perempuan.
Gambar 6: BHL perempuan bekerja sebagai penyemprot.
Foto: Hotler P. Sitorus.