Page 132 - Beberapa Pemikiran Tentang Status tanah dan Dinamikanya
P. 132

”otonomi daerah” memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada
                daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
                setempat atas prakarsa sendiri bersasarkan aspirasi masyarakat.
                Memberikan otonomi daerah, tidak saja berarti melaksanakan
                demokrasi,  tetapi  mendorong berkembangnya  auto-activiteit.
                Auto-activiteit  artinya  bertindak  sendiri,  melaksanakan  sendiri
                apa yang di anggap penting bagi lingkungan sendiri. Dengan
                berkembangnya  auto-activiteit tercapailah apa yang dimaksud
                dengan demokrasi, yaitu pemerintahan yang dilaksanakan oleh
                rakyat, untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya
                sendiri, melainkan juga dan terutama memperbaiki nasibnya
                sendiri.
                     Argumen sosiologis yang tidak kalah pentingya adalah
                perlunya penyelesaian permasalahan pertanahan khususnya
                pemanfaatan dan penyelesaian masalah tanah kosong dan
                penyelesaian permasalahan pertanahan yang menjadi kewenangan
                daerah lainnya dilakukan secara partisipatif bersama masyarakat
                setempat, sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya
                kemandirian daerah berbasiskan pada partisipasi dan
                pemberdayaan masyarakat.
            3.  Argumen Yuridis
                     Pasal 18 UUD 1945 menegaskan prinsip-prinsip
                desentralisasi, dan tugas pembantuan dalam penyelenggaraan
                mekanisme hubungan antara Pusat dan Daerah dalam
                penyelenggaraan sistem pemerintahan NKRI. Di tegaskan, bahwa
                Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur
                dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
                otonomi dan tugas pembantuan. Asas dekonsentrasi tidak secara
                eksplisit di tegaskan dalam UUD tersebut. Pemerintah daerah,
                justru di tegaskan menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali
                urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan
                sebagai urusan pemerintah pusat. Didalam undang-undang,
                hanya enam bidang yang tidak didesentralisasikan kepada daerah,
                yaitu: Politik Luar Negeri; Pertahanan; Keamanan; Peradilan
                (Yustisi); Moneter dan Fiskal Nasional, dan Agama. Keenam



                                          117
   127   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137