Page 135 - Beberapa Pemikiran Tentang Status tanah dan Dinamikanya
P. 135

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam
                undang-undang”.

                     Penyelesaian masalah pertanahan yang kompleks, serta
                luasnya wilayah Indonesia yang sangat heterogen sangat relevan
                untuk menjadikan kebijakan pertanahan nasional ini sejalan dan
                konsisten dengan kebijakan penyelenggaraan otonomi daerah
                yang sedang dilancarkan pemerintah, sehingga tepat sekali apabila
                pelayanan pertanahan sebagian diserahkan kepada daerah, baik
                melalui asas desentralisasi, maupun melalui medebewind (tugas
                pembantuan). Hal tersebut sesuai dengan jiwa dan semangat
                UUD 1945 yang menegaskan bahwa pemerintahan daerah
                provinsi, daerah kabupaten dan kota diberikan kewenangan untuk
                mengatur dan mengurus pemerintahan dan masyarakat menurut
                asas otonomi dan tugas pembantuan, dan Negara mengakui dan
                menghormati kesatuan-kesatuan masyarkat hukum adat beserta
                hak-hak traditionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
                perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik
                Indonesia. Jiwa semangat UUD 1945 tersebut telah dituangkan
                secara normatif sejak UU No.22 Tahun 1999 sampai dengan UU
                No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
                     Kewenangan pengaturan pertanahan yang selama ini secara
                keseluruhan ditangani pemerintah pusat, mulai berubah dengan
                lahirnya Keputusan Presiden No. 34  Tahun 2003 tentang
                Kebijakan Nasional Bidang Pertanahan pada era UU No. 22 Tahun
                1999. Bahkan pada era UU No. 32 Tahun 2004 terbit Peraturan
                Pemerintah No. 38  Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
                Pemerintah antara Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah
                Daerah Kabupaten/Kota, yang menguatkan pemberian sebagian
                kewenangan di bidang pertanahan kepada pemerintah daerah.
                Semangat otonomi daerah sebagaimana termuat dalam UU No.
                32 Tahun 2004 memberikan peluang bagi pemerintah daerah
                untuk dapat mengelola, menguasai, dan memanfaatkan sumber
                daya alam berupa bumi,air dan kekayaan alam yang terkandung
                didalamnya seoptimal mungkin, dengan tetap memelihara
                keseimbangan pengaturan tentang wewenang antara pemerintah




                                          120
   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139   140