Page 104 - Multipurpose Cadastre Pengadaan Tanah dan Legalisasi Aset: Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
P. 104

Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
                                              (Hasil Penelitian Sistematis 2018)   95


              IV.2.  Dampak Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan JLUKS
                   Terhadap Eksistensi Tanah Ulayat

                  Terdapat keluhan  dari  beberapa  pihak bahwa  tanah  adat
              merupakan ‘penghambat’  dalam kegiatan  pengadaan  tanah.  Hal
              tersebut  sesungguhnya terjadi  dalam  hal  tanah  adat tersebut
              merupakan  milik  bersama  sehingga  diperlukan  kesepakatan
              keseluruhan anggota dari komunitas tersebut. Beberapa persoalan

              dalam hal Tanah Adat sebagai obyek Pengadaan Tanah adalah:
              1)  dalam hal  pemberian  ganti kerugian,  maka  pihak  yang
                  bertanggungjawab  dalam  pengadaan  tanah  mensyaratkan
                  adanya alas hak sebagai dasar perhitungan ganti kerugian. Dalam

                  praktik,  proses  pembuatan alas  hak  bagi  tanah adat  tersebut
                  memerlukan waktu  yang  panjang  karena diharuskan adanya
                  persetujuan dari seluruh anggota komunitas tanah adat. Tidak
                  jarang sebagian dari anggota komunitas tersebut berada di luar
                  daerah (rantau). Selain itu, dalam kasus tanah adat di Sumatera
                  Barat maka  pembuatan  alas hak memerlukan  persetujuan
                  (tanda  tangan)  dari  penghulu  adat, baik berdasarkan ikatan
                  kekerabatan dan juga penghulu adat berdasarkan pemerintahan
                  adat (KAN).

              2)  Adanya anggapan dalam alam  fikiran  masyarakat adat  bahwa
                  pensertipikatan tanah tidak  merubah  status tanah  adat
                  tersebut. Artinya meskipun sebidang tanah ulayat kaum telah
                  didaftarkan, namun hak anggota kaum yang namanya tertera
                  dalam sertipikat hanyalah sebatas ‘pemakai’ atas tanah tersebut.
                  Dengan demikian dalam  proses  musyawarah dan  pelepasan
                  tanah ulayat tetap melibatkan pihak penguasa adat dan anggota

                  kaum lainnya.


                  Dalam hal pengadaan JLUKS maka perincian status dari bidang-
              bidang tanah adalah sebagai berikut:
   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108   109