Page 105 - Multipurpose Cadastre Pengadaan Tanah dan Legalisasi Aset: Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
P. 105
Multipurpose Cadastre, Pengadaan Tanah, dan Legalisasi Aset
96
Tabel 1. Rincian Status Bidang Tanah
No Status/Pemanfaatan Jumlah Bidang
1. Tanah hak (Hak Milik) 27
2. Fasilitas Umum (ada penggarapan di atasnya) 1
3. Tanah Milik Adat 28
4. Tanah P.T. KAI (ada penggarapan) 1
5. Bekas kantor Lurah 1
Keseluruhan tanah milik adat tersebut terletak di Kelurahan
Laing Kecamatan Tanjung Harapan.
Wawancara dengan salah satu pemilik tanah adat, yaitu Zaibir
Dt.Paduko Basa, 64 tahun, bertempat tinggal di Kelurahan Laing,
berasal dari Suku Piliang, selaku Mamak Kepala Waris (MKW) dari
kaumnya yang berjumlah 10 (sepuluh) KK mengatakan bahwa:
“Bidang yang terkena pembangunan JLUKS adalah 2 (dua)
bidang seluas lebih kurang 10 Ha, dikuasai oleh 2 (dua) MKW yaitu
Zaibir Datuk Paduko Basa dan Samawir, Datuk Raja Kumbang. Tanah
tersebut diperoleh dari mamak yang seyogianya akan dibagikan
kepada para kemanakan. Tanah tersebut merupakan tanah pertanian
yang dimanfaatkan berupa sawah, kebun campuran dan damar. Hasil
dari pertanian tersebut menjadi milik yang menggarap. Dari bagian
tanah yang dikuasai oleh Zaibir diterima jumlah ganti kerugian
sebesar Rp.300 juta. Uang tersebut dibagikan kepada adik dan
ponakan. Uang yang dibagikan kepada ponakan ada yang dibelikan
tanah yang digunakan sebagai pertapakan rumah milik pribadi”.
Kasus tanah milik adat yang dikuasai oleh Bapak Zaibir
menunjukkan bahwa tanah adat yang semula pemanfaatannya
dilakukan berdasarkan ikatan kekerabatan adat (dikuasai oleh
MKW namun hasilnya dinikmati oleh para kerabat yang melakukan
penggarapan di atas tanah tersebut) sebagian telah berubah fungsi
menjadi tanah perumahan yang bersifat pribadi.