Page 110 - Multipurpose Cadastre Pengadaan Tanah dan Legalisasi Aset: Penyelesaian Persoalan-persoalan Agraria dan Tata Ruang
P. 110

KAJIAN PENDAFTARAN TANAH SISTEMATIS
                        LENGKAP DI KOTA BANDUNG




                 Dian Aries Mujiburohman, Rofiq Laksamana, Akur Nurasa







              A.  Pendahuluan

                  erubahan paradigma yang terjadi dalam komunitas pertanahan
              Pglobal yang lebih luas yang telah diterima bahwa hak atas tanah
              perorangan sendiri tidak dapat memberikan keamanan kepemilikan
              kepada mayoritas  orang  di  negara-negara berkembang  dan lebih

              lambat dari  yang dibutuhkan  proses  pendaftarannya.  Saat  ini di
              negara-negara  berkembang baru  sekitar  30  persen  bidang  tanah
              yang masuk  dalam beberapa bentuk  pendaftaran  tanah (Jaap
              Zevenbergen 2011, 5).
                  Indonesia mempunyai suatu lembaga pendaftaran tanah sejak
              belakunya PP No. 10 Tahun 1961, namun pada kenyataannya selama

              lebih dari  35  tahun belum menghasilkan  pendaftaran  tanah yang
              memuaskan,  sehingga  disempurnakan  dengan PP No. 24  Tahun
              1997 tentang Pendaftaran Tanah. Menurut Sugiyanto dkk (2008, 65)
              menyatakan hingga tahun 1995, tanah-tanah yang sudah di daftar
              sekitar 16,3 juta bidang dari perkiraan total 55 juta bidang tanah di
              luar kehutanan, kemudian mengalami peningkatan menjadi 26,0 juta
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115