Page 103 - Buku Ajar Video Pembelajaran Praktikum Biokimia 1
P. 103
sehingga senyawa ini sering juga disebut sebagai triasilgliserol. Jika ketiga asam lemak penyusun lemak adalah sama, maka disebut trigliserida paling sederhana. Namun jika ketiga asam lemak tersebut tidak sama maka disebut trigliserida campuran. Secara umum, trigliserida alami mengandung lebih dari satu jenis asam lemak. Trigliserida pada hidrolisis akan menghasilkan 3 molekul asam lemak rantai panjang dan 1 molekul gliserol.
Uji lipid diantaranya sebagai berikut 1) Kelarutan dalam Air
2) Kelarutan dalam Alkohol;
3) Akrolein;
4) Baudouin; 5) Hubel.
Uji kelarutan lemak Uji ini dilakukan untuk mengetahui sifat lipid yaitu molekul non polar yang hanya dapat larut dalam pelarut non polar (kloroform, eter, metilen, alkohol) sehingga lemak tidak larut dalam pelarut polar. homogen dengan larutan. Titik kelarutan adalah kemampuan suatu zat terlarut untuk larut dalam sejumlah pelarut pada suhu tertentu. Derajat kepolaran berhubungan dengan kepolaran pelarut. Senyawa dengan kepolaran yang sama akan lebih mudah tertarik/larut menggunakan pelarut dengan tingkat kepolaran yang sama. Hal ini sesuai dengan prinsip pengujian kelarutan, yang didasarkan pada aturan "suka larut seperti" di mana senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya. Kelarutan lemak untuk lemak dan minyak dapat diuji dengan berbagai jenis pelarut untuk menentukan tingkat kelarutannya.
Uji akrolein adalah pengujian terhadap gliserol dalam bentuk bebasnya atau pada lemak dan minyak bila dikeringkan membentuk oksil aldehida atau disebut juga dengan akrolein. Reaksi positif terjadi ketika panas, lemak kering berbau seperti membakar lemak dengan asap putih.
Dalam uji Baudouin digunakan untuk mendeteksi adanya minyak wijen. Minyak wijen memberikan karakteristik warna merah-merah muda dengan asam klorida pekat dan larutan furfural. Lemak atau minyak nabati mengandung 5% minyak jahitan sedangkan lemak hewani murni tidak mengandung minyak wijen.
96