Page 34 - Buku Ajar Video Pembelajaran Praktikum Biokimia 1
P. 34

     4. Titrasi Potensiometri Asam Amino A. Dasar Teori
Kurva titrasi diperoleh ketika pH volume tertentu dari larutan sampel bervariasi setelah penambahan asam atau basa berturut-turut. Kurva biasanya merupakan plot pH terhadap volume titran yang ditambahkan atau lebih tepatnya terhadap jumlah ekivalen yang ditambahkan per mol sampel. Kurva ini secara empiris mendefinisikan beberapa karakteristik. Jumlah yang tepat dari masing-masing karakteristik tergantung pada sifat asam yang dititrasi.
Ketika konsentrasi bentuk yang tidak terprotonasi sama dengan konsentrasi bentuk yang tidak terprotonasi, rasio konsentrasinya sama dengan 1, dan log 1=0. Oleh karena itu, pKa dapat didefinisikan sebagai pH di mana konsentrasi bentuk terprotonasi dan tidak terprotonasi dari spesies terionisasi tertentu adalah sama. pKa juga sama dengan pH di mana gugus yang dapat terionisasi berada pada kapasitas buffer terbaiknya; yaitu pH di mana larutan paling efektif menahan perubahan pH. pKa adalah pH pada titik tengah daerah penyangga (di mana pH hanya berubah sedikit pada penambahan asam atau basa). pKa adalah pH yang sesuai dengan titik belok pada kurva titrasi. Titik akhir kurva titrasi menunjukkan akhir titrasi yang diamati. Titik isoelektrik (pH isoelektrik; pI) adalah pH di mana asam amino memiliki muatan nol bersih. Untuk asam amino diprotik sederhana, pI berada di tengah antara dua nilai pKa. Untuk asam amino asam, pI diberikan oleh (pK1 + pK2) dan untuk asam amino basa diberikan oleh (pK2 + pK3)
Reaksi yang berperan dalam pengukuran potensiometri adalah reaksi pembentukan kompleks, reaksi netralisasi, pengendapan dan reaksi redoks. Pada reaksi pembentukan kompleks dan pengendapan, endapan yang terbentuk akan melepaskan ion air dari larutan. Umumnya, elektroda Ag dan Hg digunakan, sehingga logam yang berbeda dapat dititrasi dengan EDTA. Reaksi netralisasi yang terjadi pada titrasi asam basa dapat mengikuti elektroda gelas sebagai elektroda indikator. Konstanta ionisasi harus kurang dari 10-8. Sedangkan reaksi
                           27






























































































   32   33   34   35   36