Page 46 - Buku Ajar Video Pembelajaran Praktikum Biokimia 1
P. 46
6. Penentuan Kadar Protein Secara Biuret
A. Dasar Teori
1) Protein
Penentuan konsentrasi protein merupakan teknik penting dalam semua aspek studi protein dan proteomik. Kegiatan lab ini dirancang untuk mengajarkan mahasiswa prinsip-prinsip di balik uji estimasi protein umum yang dikenal sebagai Biuret Protein Assay. Meskipun ada berbagai macam uji protein yang tersedia, tidak ada uji yang dapat digunakan tanpa terlebih dahulu mempertimbangkan kesesuaiannya untuk aplikasi. Setiap metode memiliki kelebihan dan keterbatasannya sendiri dan seringkali diperlukan lebih dari satu jenis uji protein untuk aplikasi penelitian. Pengujian protein berdasarkan metode ini dibagi menjadi dua kategori: pengujian protein pengikat pewarna dan pengujian protein berdasarkan tembaga alkali.
Uji protein pengikat pewarna didasarkan pada pengikatan molekul protein ke pewarna Coomassie dalam kondisi asam. Pengikatan protein pada zat warna menghasilkan pergeseran spektral, warna larutan Coomassie berubah dari coklat (absorbansi maksimum 465nm) menjadi biru (absorbansi maksimum 610 nm). Perubahan kepadatan warna dibaca pada 595nm dan sebanding dengan konsentrasi protein.
Dalam uji protein berbasis ion tembaga, larutan protein dicampur dengan larutan alkali garam tembaga, ion tembaga (Cu2+). Uji protein didasarkan pada interaksi ion tembaga dengan protein dalam larutan basa dan biasanya disebut sebagai uji Biuret. Interaksi ion tembaga (Cu2+) dengan protein menghasilkan warna ungu yang dapat dibaca pada 545 nm. Banyaknya warna yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi protein.
Dalam kondisi basa, ion tembaga (Cu2+) membentuk kelat dengan ikatan peptida yang menghasilkan reduksi ion tembaga (Cu2+) menjadi ion tembaga
39