Page 60 - BUKU AJAR KIMIA PANGAN
P. 60
a. Kekurangan Riboflavin
Vitamin ini berguna untuk pernafasan sel. Di samping itu, vitamin ini
berguna tubuh terutama pada anak-anak. Selain itu, jika kekurangan konsumsi riboflavin dapat berdampak pada gangguan-ganguan jaringan tubuh. Pada k
ornea akan tampak pembuluh-pembuluh darah halus dan tumbuh luka – luka pada bibir serta sudut mulut (seilosis ).
b. Kebutuhan Riboflavin
Konsumsi riboflavin yang dianjurkan oleh Widya Karya Nasional
Pangan dan Gizi, 1998 untuk orang Indonesia per orang per hari adalah : untuk bayi antara 0,3 dan 0,5 mg, anakanak sampai umur 10 tahun 0,6 mg-1,0 mg, untuk orang dewasa antara 1,3 mg-1,5 mg, sedangkan untuk orang-orang yang mengandung dan menyusui masing-masing ditambahkan 0,2 dan 0,4 mg dari kondisi normal.
c. Sumber Riboflavin
Sumber riboflavin berasal dari hasil ternak. Hati, ginjal, dan jantung
mengandung riboflavin dalam jumlah yang tinggi. Sayuran hijau dan biji- bijian hanya sedikit saja kandungan riboflavinnya. Buah-buahan dan umbi-umbian juga sangat rendah kandungannya. Susu sapi yang disimpan dalam botol jernih bila kena sinar matahari langsung akan kehilangan riboflavin sampai 75% dalam waktu 3 jam. Penyimpanan dalam botol yang berwarna keruh lebih banyak melindungi kandungan riboflavin.
3. Niasin
Kekurangan niasin yang parah setelah beberapa bulan akan mengakibatkan pelagra dengan gejala spesifik; sakit tenggorokan, lidah, dan mulut, serta terjadi dermatitis yang sangat khas yaitu pada tubuh yang tidak tertutup seperti tangan, lengan, siku, kaki, kulit, serta leher. Niacin ini digunakan tubuh dalam berbagai proses oksidasi untuk menghasilkan tenaga. Niacin terdapat dalam enzim yang turut dalam peristiwa oksdasi reduksi dalam tubuh. Kekurangan niasin yang hebat akan menyebabkan penyakit pellagra pada kulit, gangguan-ganguan terhadap alat pencernaan, dan sistem saraf (Nugraini dan Sutejo. 2013).
4. Vitamin B5/ Asam Pantotenat
Asam pantotenat perlu untuk sintesa lemak dan sterol. Asam pantotenat secara komersial ditemukan dalam bentuk garam kalsium, larut dalam air, agakmanis, dan stabil dalam pemasakan yang normal. Kadar vitamin dalam makanan atau bahan lain ditentukan secara mikrobiologik. Sebagai koenzim vitamin A, asam pantotenat terlibat dalam metabolism karbohidrat, lemak, dan protein, khususnya dalam produksi energi. Asam pantotenat juga terlibat dalam metabolisme asam lemak dan lipida lain.
52 │ A. Rachman Ibrahim, Andi Suharman, Diah Kartika Sari