Page 94 - BUKU AJAR KIMIA PANGAN
P. 94
fisik ini dapat berfungsi sebagai pembawa carrier bakteri-bakteri patogen dan dapat menggangu nilai estetika makanan yang akan dikonsumsi (Ardiansyah, 2006).
b. Kontaminasi atau Pencemaran Makanan
Menurut Departemen Kesehatan RI (2004) Kontaminasi atau pencemaran adalah masuknya zat asing ke dalam makanan yang tidak dikehendaki, yang dikelompokkan dalam 4 (empat) macam, yaitu:
1. Pencemaran mikroba, seperti bakteri, “jamur”, cendawan dan virus.
2. Pencemaran fisik, seperti rambut, debu, tanah, dan kotoran lainnya.
3. Pencemaran kimia, seperti pupuk, pestisida, mercury, cadmium, dan arsen.
4. Pencemaran radioaktif, seperti radiasi, sinar alfa, sinar gamma, dan radioaktif.
Sedangkan menurut Indraswati (2016:7) mengungkapkan bahwa terjadinya
pencemaran dapat dibagi dalam 2 (dua) cara, yaitu:
1. Pencemaran langsung, yaitu adanya pencemaran yang masuk kedalam secara
langsung, baik disengaja maupun tidak disengaja. Contoh: masuknya rambut kedalam
nasi, penggunaan zat pewarna makanan dan lain sebagainya.
2. Pencemaran silang (cross contamination), yaitu pencemaran yang terjadi secara tidak
langsung sebagai ketidaktahuan dalam pengolahan makanan. Contoh: menggunakan pisau pada pengolahan bahan mentah untuk bahan makanan jadi (makanan yang sudah terolah).
c. Sumber-Sumber Penyebab Terjadinya Toksikologi Pangan
1. Penambahan Zat Pengawet Terlarang
Pada saat ini penambahan zat pengawet terlarang masih sering dilakukan oleh pihak-pihak produksi pangan. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 722/MenKes/Per/IX/88 (2012:37), bahan tambahan pangan yang dilarang digunakan untuk pangan yaitu:
a. Asam borat dan senyawa borat dalam coldfish dan telur utuh sebagai zat pengawet (untuk menutupi praktek pembuatan atau penyimpanan yang jelek)
b. Asam salisilat dan garamnya
c. Salsilat dalam saus udang (untuk menghambat penguraian pada praktek
pembuatan dan penyimpnanan yang jelek)
d. Dietilpirokarbonat
e. Dulsin
f. Kalsium klorat
g. Kloramfenikol
h. Minyak nabati yang dibrominasi
i. j.
Nitrofurazon
Formalin (formaldehida). Formaldehida dalam susu untuk mematikan mikrobia atau dalam telur yang dibekukan untuk menutupi bau dari penguraian (untuk menutupi praktek produksi dan penyimpanan yang jelek).
Formalin dan boraks adalah dua zat pengawet yang berbahaya bagi manusia, sehingga dilarang pemakaiannya untuk penambahan kedalam pangan. Bahaya penggunaan formalin dan boraks sebagai bahan tambahan makanan diuraikan oleh (Adriani & Wirjadmadi, 2013) sebagai berikut:
86 │ A. Rachman Ibrahim, Andi Suharman, Diah Kartika Sari