Page 38 - Buku Ajar Kewirausahaan

wirausahawan untuk bertindak sebagai mesin pertumbuhan dalam
perekonomian. Oleh karena itu, kewirausahaan terkait dengan peluang
kewirausahaan, kekuatan pendorong yang memungkinkan wirausahawan
untuk memperkenalkan atau mengembangkan produk atau layanan baru
(Inyang dan Enuoh, 2009). Stevenson dan Mossi (1986) berpendapat bahwa
definisi kewirausahaan yang terlalu sempit dapat mengecualikan konsep
kewirausahaan korporat sedangkan definisi yang terlalu luas juga dapat
menjadikannya setara dengan manajemen yang baik sehingga
membubarkannya sebagai bidang studi yang terspesialisasi. Dengan
mempertimbangkan kewirausahaan korporat, Stevenson, Roberts, dan
Grousbeck (1989) mendefinisikan kewirausahaan sebagai suatu proses di
mana individu – baik sendiri maupun di dalam organisasi – mengejar peluang
tanpa memperhatikan sumber daya yang saat ini mereka kendalikan. Oleh
karena itu, makalah ini mengadopsi definisi kewirausahaan seperti yang
didefinisikan oleh Stevenson, dkk. (1989).
Kewirausahaan memerlukan energi dan gairah menuju pembentukan
ide baru serta solusi kreatif. Hal tersebut mensyaratkan keinginan mengambil
risiko berupa waktu, modal, dan karir; kemampuan merumuskan tim yang
efektif, kreatif menggunakan sumber daya; kemampuan dasar membangun
perencanaan bisnis yang solid; serta visi untuk mengenali kesempatan pada
saat orang lain melihatnya sebagai kekacauan, kontradiksi, dan
kebimbangan. Pengertian tersebut menyiratkan bahwa seorang wirausaha
haruslah individu yang memiliki kemauan keras untuk mewujudkan gagasan
inovatif ke dalam dunia usaha yang nyata dan dapat mengembangkannya
dengan tangguh.
Seorang wirausaha memiliki empat aspek dasar yaitu pertama
melibatkan proses penciptaan, menciptakan suatu nilai baru. Kedua,
kewirausahaan menuntut waktu dan upaya. Ketiga, melibatkan
penghargaan, berupa kebebasan dan kepuasan pribadi. Keempat, respons
dalam menciptakan dilakukan melalui tindakan kewirausahaan (Hisrich,
Peters & Shepherd, 2008).
34