Page 23 - BUKU AJAR ASAM NUKLEAT
P. 23
Komposisi dasar DNA umumnya bervariasi dari satu spesies ke spesies lainnya. Spesimen DNA yang diisolasi dari jaringan berbeda dari spesies yang sama memiliki komposisi basa yang sama. Komposisi dasar DNA pada spesies tertentu tidak berubah dengan usia organisme, status nutrisi, atau perubahan lingkungan. Dalam semua DNA seluler, terlepas dari spesiesnya, jumlah residu adenosin sama dengan jumlah residu timidin (yaitu, A = T), dan jumlah residu guanosin sama dengan jumlah residu sitidin (G ≡ C). Dari hubungan ini dapat disimpulkan bahwa jumlah residu purin sama dengan jumlah residu pirimidin; yaitu, A + G = T + C. James Watson dan Francis Crick mengandalkan akumulasi informasi tentang DNA ini untuk mulai menyimpulkan strukturnya. Pada tahun 1953 mereka mendalilkan model tiga dimensi struktur DNA yang memperhitungkan semua data yang tersedia. Ini terdiri dari dua rantai DNA heliks yang dililitkan di sekitar sumbu yang sama untuk membentuk heliks ganda tangan kanan. Tulang punggung hidrofilik dari gugus deoksiribosa dan fosfat bergantian berada di luar heliks ganda, menghadap air di sekitarnya. Cincin furanosa dari setiap deoxyribosa berada dalam konformasi endo C-2’. Basa purin dan pirimidin dari kedua untai ditumpuk di dalam heliks ganda, dengan struktur cincin hidrofobik dan hampir planarnya sangat berdekatan dan tegak lurus terhadap sumbu panjang. Pasangan dari dua untai menciptakan major groove (alur utama) dan minor groove (alur kecil) pada permukaan dupleks.
Gambar 12 Model Watson-Crick untuk struktur DNA.
16