Page 200 - Buku Ajar Kimia Wirausaha Sapi
P. 200
Pasaman Barat sebagai Kabupaten terpilih sebagai daerah wilayah sumber bibit sapi Bali, sebagaimana yang diatur dalam pedoman pelaksanaan pewilayahan sumber bibit Tahun 2015 Ditjen Peternakan dankesehatan hewan. Isu rendahnya produksi dan produktivitas sapi pada UPTD Ternak Ruminansia setelah dilakukan identifikasi masalah, maka penyebabnya adalah kurangnya ketersediaan pakan ternak, baik kuantitas maupun kualitas. Sebagaimana kita ketahui bahwa ketersediaan makanan dalam usaha peternakan merupakan faktor penting, kekurangan makanan menyebabkan produksi ternak dan produktifitas ternak menurun, karena kekurangan makanan (energi) akan mempengaruhi prestasi reproduksi, menghambat pertumbuhan, menurunkan berat badan dan timbulnya gangguan reproduksi, seperti an estrus, terlambatnya dewasa kelamin, rendahnya angka kebuntingan sehingga jarak beranak lebih panjang.
Estimasi produksi hijauan di padang pengembalaan dihitung berdasarkan asumsi bahwa satu haktar ( 1 ha ) padang pengembalaan menghasilkan hijauan pakan sebesar 25.550 kg hijauan atau 25.55 ton hijauan per tahun ( Ditjen Peternakan, 1985), kalau padang pengembalaan luasnya 20 ha berarti produksi pakan hijauan pertahun adalah sebanyak 511.000 kg. Selanjutnya Menurut Wibisono, 2008, bahwa produksi rumput kinggras adalah 200 sd 250 kg per ha pertahun ( 40 kgper panen) kalau rumput potong hanya 0.25 berati produksinya hanya lebih kurang 50 sd 63 kg per tahun. Sementara kebutuhan pakan hijauan untuk sapi adalah 10% dari berat badan sapi yaitu berkisar antara 25 sd 35 kg/ekor/hari dan pakan konsentrat yang diberikan sebanyak 1 – 2 %dari berat badan ternak atau sekitar 2 – 4 kg/ekor/hari .Jumlah ternak dewasa dan muda yang ada sekarang adalah sebanyak 267 ekor
(228 ekor sapi bali, sapi pesisir 37 ekor dan sapi simental 2 ekor) yang membutuhkan hijauan pakan ternak sebanyak 25 sd 35 kg per hari maka jumlah pakan hijauan yang dibutuhkan untuk 1 tahun adalahsebanyak 2.436.375 sd 3.410.925 kg. Sementara produksi hijauan dari 20 ha Padang pengembalaan adalah sebanyak 511.000 kg ( 20 x 25.550 kg/ha/tahun) dan rumput potong adalah sebanyak 511.063 kg artinya minus sebanyak 1.925.312 sd 2.899.862 kg. Kalau menurut perhitungan ini hanya bisa menyediakan pakan untuk 40 sd 56 ekor ternak. Perhitungan ini tidak jauh berbeda dari pendapat pendapat Susetyo (1980) yang menyatakan beberapa padang penggembalaan yang baik mempunyai kapasitas tampung 0,4 hektar untuk 1 ST atau satuan hektar lahan dapat menampung 2,5 ST/th, jadi kalau padang pengembalaan 20 ha berarti daya tampung ternak adalah sebanyak 50 ST.
Kondisi padang pengembalaan terlihat cendrung menurun produktivitasnya, hal ini tentu akibat kelebihan kapasitas tampung/ over grazzing yang akan berakibat buruk pada pastura, karena rumput akan tumbuh secara lambat, sehingga kebutuhan pakan hijauan untuk ternak tidak dapat tercukupi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perlu diperhitungkan kapasitas daya tampung serta diringi dengan upaya perbaikan pengelolaan dan penambahan perluasan areal padang pengembalaan. Menurut (Brum et al., 2007) peningkatan kualitas padang penggembalaan dapat dilakukan dengan memberlakukan rotasi padang penggembalaan, introduksi spesies tumbuhan pakan ternak dan pemupukan dapat mempengaruhi perubahan komposisi vegetasi yang ada di padang penggembalaan.
Sapi pesisir berjumlah sebanyak 64 ekor, Berdasarkan penilaian semua ternak induk dikategorikan tidak produktif/tidak efisien lagi untuk dikembagkan.jadi yang akan dikembangkan adalah sebanyak 42 ekor.Total sapi sebanyak 323 ekor, sapi yang dianggap tidak produktif lagi untuk dipelihara adalah sebanyak 177 ekor, sementara sapi yang masih
Bahan Ajar Kimia Wirausaha Sapi | 197