Page 156 - Penelitian Pendidikan
P. 156
untuk mendefinisikan populasi sebagai semua siswa kelas lima di Palembang, untuk mendefinisikan sebuah cluster sebagai sekolah, dan untuk memilih secara acak hanya satu sekolah dalam populasi. Namun, peneliti yang sama ini tidak akan bermimpi memilih hanya satu siswa secara acak! Sampel yang baik mewakili populasi dari mana sampel itu dipilih, dan sangat tidak mungkin bahwa satu siswa yang dipilih secara acak mewakili seluruh populasi. Demikian pula, tidak mungkin satu sekolah yang dipilih secara acak mewakili semua sekolah dalam suatu populasi. Seorang peneliti harus memilih sejumlah cluster agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan ke populasi.
Contoh Pengambilan Sampel Cluster. Mari kita lihat bagaimana pengawas kita akan mengidentifikasi sampel guru jika cluster sampling digunakan. Kami mengikuti langkah-langkah yang tercantum sebelumnya:
4)
iv Populasinya adalah 5.000 guru dalam sistem sekolah pengawas.
iv Ukuran sampel yang diinginkan adalah 500.
iv Sebuah cluster yang logis dan berguna adalah sebuah sekolah.
iv Pengawasmemilikidaftarsemuasekolahdidistriktersebut;ada100sekolah. iv Meskipunjumlahgurupersekolahberbeda-beda,rata-ratanyaadalah50guru
per sekolah.
iv Jumlahcluster(yaitu,sekolah)yangakandipilihsamadenganukuransampel
yang diinginkan, 500, dibagi dengan ukuran rata-rata cluster, 50. Jadi, jumlah
sekolah yang dibutuhkan adalah 500 50, atau 10.
iv Sepuluhdari100sekolahdipilihsecaraacakdenganmemberikannomoruntuk
setiap sekolah dan memilih nomor dari tabel nomor acak.
iv Semuagurudimasing-masing10sekolahmenjadisampel(yaitu,10sekolah
50 guru per sekolah rata-rata ukuran sampel yang diinginkan).
Pengambilan Sampel Sistematis
Sampling sistematis tidak terlalu sering digunakan, tetapi dalam beberapa kasus, ini adalah satu-satunya cara yang layak untuk memilih sampel. Pengambilan sampel sistematik adalah pengambilan sampel di mana setiap individu ke-K dipilih
154