Page 19 - Leadership Transformation
P. 19
Sepertinya, hari-hari ini umat Tuhan terjebak dengan
masalah yang sama. Kelompok pendeta menjadi kelompok
kelas satu dan jemaat hanya sebagai kelompok awan yang pasif.
Dampak dari hal tersebut membuat jemaat berpikir bahwa
para pendeta dan para full timer-lah yang harus mengerjakan
pelayanan sedangkan mereka hanyalah sebagai penonton,
penyumbang dana, bahkan menjadi peng kritik. Akhirnya,
pandangan mengenai gereja pun menjadi salah dan sempit.
Gereja hanya dikaitkan dengan acara-acara kerohanian yang
diadakan seminggu sekali, atau seminggu dua kali yang
diadakan di gedung, pada hari dan jam tertentu. Sementara
jemaat sebagai kaum awam ter hilang di dunia kerja.
Pada saat ibadah hari Minggu, para imam di panggung
menjadi bulan-bulanan dikritik ketika tidak bisa memuas kan
jemaat. Padahal imam bukan hanya yang berada di panggung
karena semua yang hadir adalah imam. Ini adalah perayaan para
imam yang merayakan kemenangan yang sudah dialami oleh
para imam dari hari Senin sampai dengan hari Sabtu di dunia
studi, dunia kerja, dan masyarakat. Adalah salah kalau ada umat
Tuhan yang hadir dalam ibadah berpikir untuk dilayani karena
semua umat Tuhan yang ada sedang melayani Raja di atas
segala raja, yaitu Tuhan Yesus Kristus.
Firman Tuhan menyatakan,
Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani,
bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya
kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari
Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari ke gelapan
kepada terang-Nya yang ajaib (1 Petrus 2:9, TB).
Peran lain dari imam adalah supaya mereka menjadi yang
sulung bagi segala bangsa,
16