Page 40 - BUKU-AGAMA KATOLIK KELAS VII
P. 40

Apa maknanya bagi kamu ?
                     “Catatan harian Martin” dapat menjadi contoh bahwa pengalaman yang sangat
                 biasa dan manusiawi dapat menjadi pengalaman iman bila direfleksikan. Hasil
                 refleksi itu dapat menjadi dasar manusia untuk bersyukur.
                     Gereja mengajak kita untuk senantiasa bersyukur, karena hanya manusia yang
                 mampu bersyukur. Manusia mampu bersyukur karena manusia adalah Citra-Nya,
                 Allah telah membekali manusia dengan akal budi dan hati nurani serta Roh. Semua
                 itu memampukan manusia untuk senantiasa mencari Allah dan mengarahkan hidup
                 sesuai dengan kehendak Allah. Melalui akal budi, hati nurani, dan Roh manusia
                 beriman mampu mengamini, bahwa sesungguhnya hidup manusia dengan
                 segala pengalamannya, baik manis maupun pahit, menyenangkan atau tidak
                 menyenangkan, dan segala keadaannya, sempurna atau tidak sempurna, cantik
                 atau tampan-atau kurang cantik dan kurang tampan, tidak pernah lepas dari peran
                 Allah Sang Pencipta.  Hidup yang kita alami apa pun keadaannya merupakan bukti
                 pemeliharaan dan cinta Tuhan. Maka, selayaknya manusiapun bertumbuh menjadi
                 pribadi yang penuh syukur kepada-Nya.
                     Manusia akan mampu bersyukur jika mampu mengagumi keindahan dan karya
                 serta penyertaan Tuhan dalam hidupnya; mengakui, bahwa apa yang dilakukan
                 Tuhan tersebut sebagai cara Tuhan mencintai dirinya; mengungkapkan dengan
                 ibadah dan mewujudkan syukur dalam hidup sehari-hari melalui tindakan.


                 2. Belajar Bersyukur dari Kisah Sepuluh Orang Kusta


                 Kisah berikut mengajak kita  untuk mampu merefleksikan pentingnya bersyukur
                 dalam hidup. Baca dalam hati, resapkan, dan temukan makna kisahnya.



                                              Kesepuluh Orang Kusta
                                                 (Lukas 17: 11-19)
                       11 Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria
                   dan Galilea.  Ketika  Ia memasuki suatu  desa datanglah  sepuluh orang  kusta
                              12
                   menemui  Dia.  Mereka  tinggal  berdiri  agak  jauh  dan  berteriak:  “Yesus,  Guru,
                                                               13
                   kasihanilah kami!”   14 Lalu Ia memandang mereka dan berkata: “Pergilah,
                   perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam.” Dan sementara mereka di tengah
                   jalan mereka menjadi tahir.  Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia
                                             15
                   telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu
                                                                                     16
                   tersungkur di depan kaki Yesus dan mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu
                   adalah seorang Samaria.  Lalu Yesus berkata: “Bukankah kesepuluh orang tadi
                                          17




              34      Kelas VII SMP
   35   36   37   38   39   40   41   42   43   44   45