Page 62 - 10 Persamaan & Perbedaan Antara Madzhab Syafiiy & Hanbali Mengenai Tata Cara Shalat
P. 62

62

     فح  في هت    وا ارحأ اذإو  : رصاخلما في ت هحم  يعففشلا  فق


       ةينلا ةا فق  قطترترترترترترترترترترترشي فن فلترترترترترترترترترترتر أ  فق  .هلبق لاو هدع  لا يربكالا


                  )    277  / 3 ( بذهلما حرش عوملمجا   .يربكالا اادا ا


    Imam asy-Syafi’iy rahimahullah mengatakan dalam
    kitab al-Mukhtashar:  jika  hendak niat  shalat  maka
    niatnya  harus  bersamaan  dengan  takbir.  Bukan
    setelah  takbir  atau  sebelum  takbir.  Para  ulama
    syafiiyah juga mengatakan bahwa hukumnya wajib
                                                     42
    berniat bersamaan dengan memulai takbir.

        Jadi  intinya  adalah  bahwa  menurut  madzhab
    Syafi’iy  cara  niat  dalam  hati  itu  wajib  terlintaskan
    niatnya  dalam  hati  berbarengan  pada  saat  kita
    mengucapkan Allahu Akbar (takbiratul ihram).

        Artinya  ketika  lisan  kita  mengucapkan  Allahu
    Akbar  maka  jangan  lupa  niat  shalatnya  harus
    terbesitkan dalam hati selama lafadz Allahu Akbar itu

    kita ucapkan.

        Kami  ingatkan  kembali  bahwa  ketika  kita  ingin
    niat  dalam  hati  dan  status  kita  menjadi  makmum
    maka wajib bagi kita menyebutkan 4 poin di bawah
    ini sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya:

        1.  Saya niat shalat (Qashdu al-Fi’li)

        2.  Fardhu (al-Fardhiyah)

        3.  Dzuhur (at-Ta’yiin)



    42  an-Nawawi, al-Majmu’ Syarh al-Muhadzdzab, Bairut: Darul
      Kutub al-Ilmiyah, jilid 3 hal. 277.
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67