Page 65 - MODUL 12 Senbud PKWU
P. 65
BAB 5
SISTEM KONSINYASI
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.5 Menganalisis sistem konsinyasi untuk kerajinan 3.5.1 Menjelaskan pengertian evaluasi usaha
yang berdasarkan pada kebutuhan dan 3.5.2 Menjelaskan tahap evaluasi usaha
keinginan lingkungan sekitar/pasar lokal 3.5.3 Menjelaskan fakor evaluasi kerajinan nonbenda
3.5.4 Menganalisis proses evaluasi hasil kegiatan usaha
kerajinan dengan inspirasi budaya non benda
4.5 Memasarkan kerajinan yang berdasarkan pada 4.5.1 Melakukan evaluasi kegiatan usaha kerajinan
kebutuhan dan keinginan lingkungan sekitar/ dengan inspirasi budaya non benda
pasar lokal dengan system konsinyasi
Alokasi Waktu: 2 x 45 Menit
Sistem Konsinyasi Produk Kerajinan
Sistem konsinyasi adalah suatu tindakan menitipkan barang di tempat (toko) orang lain di mana status kepemilikan
barang tetap menjadi milik pemilik barang sampai barang tersebut telah terjual. Sistem penjualan konsinyasi banyak
disukai oleh pedagang pemula, karena sangat bermanfaat khususnya bagi mereka yang masih belum berpengalaman
untuk menghadapi konsumen secara langsung. Konsinyasi adalah sistem penjualan dengan cara titip jual dari pemilik
produk sebagai supplier, kepada penjual atau pemilik toko dengan beberapa syarat dan ketentuan yang telah disepakati
bersama.
Dengan sistem konsinyasi pemilik produk tidak langsung menerima pembayaran dari toko melainkan namun secara
sementara hanya menitipkan produk mereka, jika kemudian ada konsumen yang membeli produknya maka baru
pembayaran dilakukan sejumlah banyaknya produk yang terjual. Melihat cara kerja bisnis konsinyasi memang sebenarnya
sangat mirip dengan sistem dropshipping yang cukup populer di Indonesia.
1. Kelebihan dan kekurangan sistem konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu cara untuk lebih memperluas pasaran yang dapat dijamin oleh seorang produsen,
pabrik atau distributor, terutama apabila:
a. Barang-barang yang bersangkutan baru diperkenalkan, permintaan produk tidak menentu dan belum terkenal.
b. Penjualan pada masa-masa yang lalu dengan melalui dealer tidak menguntungkan.
c. Harga barang menjadi mahal dan membutuhkan investasi yang cukup besar bagi pihak dealer apabila ia
harus membeli barang-barang yang bersangkutan.
Sistem bisnis ini adalah sistem bisnis yang menguntungkan kedua belah pihak. Bagi penjual yang menitipkan barang
dagangannya, maka dia hanya perlu menitipkannya saja dan pihak warunglah yang akan memasarkan produknya,
sedangkan bagi pemilik warung atau toko, mereka untung karena bisa menjual barang dagangan tanpa modal dan
mendapatkan hasil keuntungan dari hasil penjualannya tersebut, kalaupun barang rusak atau tidak laku, tidak
menjadi tanggung jawab si pemiliki warung atau toko.
Adapun kekurangan dari sistem konsinyasi, yakni:
a. Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan.
b. Tidak ada kepastian pemilik produk akan menerima pembayaran.
c. Pemilik produk dapat menjadi korban kecurangan pemilik warung yang melaporkan barang yang terjual tidak
sesuai dengan yang sebenarnya.
d. Bila pemilik warung tidak membayar, pemilik produk tidak memiliki bukti untuk menuntutnya.
26