Page 2 - ARTIKEL BISMILLAH FIX
P. 2

PENERAPAN REGRESI BINOMIAL NEGATIF UNTUK MENENTUKKAN
                          FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYAKIT DBD

                                            Melati Biyan Puspowardaniputri

                                                Universitas Negeri Malang
                                            Email: melatibiyan06@gmail.com

                    ABSTRAK
                    Jumlah  kematian  pada  tahun  2014  mengalami  penurunan  sebanyak  13  orang  dibanding  tahun
                    sebelumnya, kemudian naik pada tahun 2015 sebanyak 35 orang dan kembali turun pada tahun 2016
                    sebanyak  31  orang.  Untuk  tahun  2016  rata-rata  kasus  DBD  paling  banyak  ditemukan  di  Kota
                    Yogyakarta  (341,97/100.000  penduduk).  Sementara  itu,  kasus  DBD  paling  sedikit  ditemukan  di
                    Kabupaten Sleman (80,17/100.000 penduduk). Banyak  faktor  yang  menyebabkan penyakit DBD,
                    meliputi presentase rumah tangga yang masih terdapat jentik nyamuk Aedes (   ), presentase tenaga
                                                                                    1
                    medis di sarana pelayanan kesehatan (   ), presentase rumah tangga yang memiliki rumah sehat (   ),
                                                   2
                                                                                                  3
                    presentase  masyarakat  yang  miskin  (   ).  Dengan    menggumpulkan  data  dari  Dinas  Kesehatan
                                                    4
                    Istimewa Yogyakarta demam berdarah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dengan
                    analisis regresi binomial negatif sebagai alternatif dari data overdispersi dan menggunakan alat bantu
                    SPSS,  sehingga  diperoleh  model  terbaik  yang  digunakan  untuk  memodelkan  faktor  yang
                    mempengaruhi pasien penyakit DBD. Data yang terjadi overdispersi pada  jumlah penderita DBD
                    terdapat pada pengambilan kesimpulan uji signifikansi parameter.

                     Kata Kunci: Demam Berdarah, Regresi Binomial Negatif, Overdispersion
               PENDAHULUAN
                    Jumlah kematian pada tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 13 orang dibanding
               tahun sebelumnya, kemudian naik pada tahun 2015 sebanyak 35 orang dan kembali turun pada
               tahun 2016 sebanyak 31 orang. Untuk tahun 2016 incidence rate kasus DBD paling banyak
               ditemukan di  Kota Yogyakarta  (341,97/100.000   penduduk). Sementara itu, incidence rate
               kasus DBD paling sedikit ditemukan di Kabupaten Sleman (80,17/100.000 penduduk).
                    Keterkaitan  faktor-faktor  pencegahan  yang  berasal  dari  penyakit  DBD  dapat
               menggunakan Generalized Linear Models (GLM) dengan distribusi binomial negatif untuk
               mencari kesalahan, dan memperkirakan pencegahan pada faktor tersebut (Gomes et al., 2017).
               Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengatasi overdispersi pada regresi Poisson
               adalah regresi Binomial Negatif (Utami,2013).
                    Dalam  analisis  data  diskrit  dengan  model  regresi  Poisson  biasanya  terjadi  perbedaan
               asumsi, dimana nilai variansi lebih besar daripada mean atau yang biasa disebut overdispersi.
               Overdispersi memiliki akibat yang sama dengan perbedaan asumsi jika pada data diskrit terjadi
               overdispersi namun tetap menggunakkan regresi poisson, dugaan sementara dari parameter
               koefisien  regresinya  tetap  konsisten  namun  tidak  efisien.  Peristiwa  overdispersi  dapat
               dituliskan       (   ) >   (  ). Bentuk khusus distribusi Binomial Negatif dengan nilai parameter
               biasa  disebut  dengan  Model  Regresi  Binomial  Negatif     = 0.  Bentuk  umum  dari  regresi
               Binomial Negatif adalah

                                             =       (    )                 = 1,2,3, … ,   
                                             
   1   2   3   4   5   6   7