Page 105 - 3 Curut Berkacu
P. 105

 Kakek Sotoy 87
gerangan. Wajah senior ini juga mencurigakan, kesannya ngejek gue.
“Kamu dan Bima abis dikerjain sama orang stewar.” Ujarnya kemudian sambil tertawa kecil membuat gue semakin bingung.
“Stewar alias stengah waras, Din.” Lanjutnya dengan tawa yang lebih lebar kemudian berlalu begitu saja.
Anjrit! Setelah gue cari tau dari senior yang lain, ternyata pria tua yang tadi itu adalah orang dengan gangguan mental alias kurang waras alias gila alias sinting, tinggal tak jauh dari area Polres, yang kadang berkunjung ke Polres dan selalu dibiarkan saja karena dianggap tidak berbahaya dan tidak mengganggu. Tapi kan gue kena 7 seri dari dia.
“Hahahahaha,” spontan gue tertawa tak tertahankan.
Bima ikut tertawa juga. Kami merasa bodoh sudah dikerjain orang sinting. Sambil tertawa lebar dan cekikikan, gue menepuk-nepuk pundak Iqbal dengan maksud mengajaknya juga ikut tertawa karena sejak tadi dia hanya diam saja menyaksikan kami berdua tertawa tak henti- henti.
“Hussst, gak boleh gitu, Yu!” sahut Iqbal menyenggol gue balik.
“Kenapa emang, Bal, gak boleh ya? Sorry deh, kalo gue nepuk lu agak keras!” sanggah gue mulai merendahkan tawa.
“Kita harus menghargai orang, Yu!” kata Iqbal, di wajahnya tidak sedikitpun tergambar raut muka terhibur dengan tingkah gue dan Bima. Kelihatannya dia serius.
“Jangan merendahkan orang lain! Itu tidak baik!” lanjutnya sambil memandang gue.
























































































   103   104   105   106   107