Page 180 - 3 Curut Berkacu
P. 180
162 3 Curut Berkacu
Gemerecik air tidak terdengar lagi keluar dari kran. Hanya tawa yang tak putus-putusnya menggenangi wajah- wajah kami atas kejadian konyol yang menimpa Bima. “Tok... tok...tok...,” ketukan pintu MCK dari luar terdengar kedua kalinya. Tampaknya mereka sudah tidak sabar menanti kami keluar dari bilik MCK ini.
Tidak ada pilihan bagi Bima. Agar ‘belalainya’ si Steven, terhindar dari ‘kejepit’ resleting celana PDL, Bima harus rela menerima tawaran Iqbal yang juga rela meminjamkan ‘sempak’ miliknya. Kami kembali tertawa kencang setelah Bima memasang sempak itu dan ternyata ukurannya kekecilan, “pilih mana, Bim, kejepit resleting atau ketekan kain sempak sempit?” gumam gue. Bima hanya tersenyum sambil mengenakan celana tanda setuju menghindari kejepit resleting.
§§§