Page 178 - 3 Curut Berkacu
P. 178
160 3 Curut Berkacu
celetuk Bima saat kami sudah berada di dalam MCK. Gue dan Iqbal hanya tertawa receh.
Tapi memang benar, suatu ketika saat mereka nginap di rumah gue, kami bangun kesiangan dan tidak memiliki waktu yang banyak untuk dapat mandi sendiri-sendiri, tepaksa kami memutuskan untuk mandi bertiga di kamar mandi gue yang memang terbilang cukup besar. Lucunya, saat itu Bima tidak membawa celana dalam pengganti sehingga harus ikut mandi tanpa sehelai kain pun di tubuhnya, ‘lu ngadap tembok, Bim!’ ujar gue saat itu untuk menghindari pemandangan ‘belalainya’ yang mengganggu.
‘Byuuur...’ suara guyuran air di tubuh kami masing- masing silih berganti tak seirama, bersama suara gemercik air yang terus mengalir deras ke dalam bak air. Pakaian kami pun lepas dan membilasnya sampai bersih. Untungnya, stok air sangat banyak, kami tidak perlu khawatir akan kehabisan air.
“kalau bukan karena Pramuka, kita gak mungkin, ya, mandi bareng seperti ini,” ujar gue sambil mengguyur kepala.
“Iya, iya bener juga tuh,” balas Iqbal.
“Minta shampo lu dong, Bim, gue lupa bawa nih!” lanjutnya sambil menjulurkan tangan ke Bima.
Gue sangat menikmati hari ini, penuh tantangan, pengalaman baru, dan keseruan lainnya. Memang sih, gue tidak bisa menyembunyikan ketidaksukaan gue pada salah satu senior, tapi bukan Kak Afif loh, atas prilakunya di beberapa kali kesempatan yang terkesan ‘norak’ dan sok. Tapi itu sama sekali tidak mengurangi keseruan dan keceriaan gue. Anggap aja itu duri ikan yang lagi ‘nyempil’