Page 186 - 3 Curut Berkacu
P. 186
168 3 Curut Berkacu
sempak itu.
“Iya, ambil saja sudah, Bim, Emak gue juga gak akan
marah kayakanya kalau sempak anaknya diberikan ke temannya yang lagi membutuhkan, hahaha.” Tandas Iqbal disertai tawa ringan yang menyegarkan.
Iqbal kembali mengunyah soto perlahan sampai habis tak tersisa, mangkuk yang sudah kosong dipinggirkannya. Wajahnya kembali memancarkan senyum yang khas, ia memandangi gue dan Bima bergantian. “Betewe, lu tau gak, kalo Saka kita akan ikut serta loh dalam kegiatan Raimuna Tingkat Nasional tahun ini?”
“Serius, Bal, lu tau info dari mana?” tanya gue sontak.
Mendengar kabar itu gue merasa sangat senang, mendadak jadi lupa kalau gue lagi mengalami penyakit ‘bokek’ kronis. Pedas sambal yang menyengat seketika sirna. Pancaran wajah antusias tak sanggup gue sembunyikan. Bagaimana tidak, itu acara paling bergensi dalam dunia kepanduan di Indonesia, khususnya untuk Pramuka Penegak dan Pandega. Gue membayangkan bisa ikut menjadi bagian di dalam acara itu.
“Gue dapat info dari senior kita, Kak Diki.” Jawab Iqbal, ia mengambil krupuk di tangan gue, membelahnya kemudian dimakan.
“Jadi, katanya gini, jika Saka kita ikut dalam kegiatan Raimuna Nasional, kita akan berada di susunan kepanitiaan, khususnya di bagian pengamanan,” lanjutnya.
“Wah, seru itu, Pak, tambah pengalaman kita juga kan,” Bima menyela.
“Tapi sayangnya, Bim, gak semuanya terpilih untuk ikut serta dalam acara besar itu. Untung-untungan sih