Page 194 - 3 Curut Berkacu
P. 194
176 3 Curut Berkacu
dan tadinya gue sudah mengenakan seragam Pramuka gue lengkap. Namun gue mengurungkan niat, seragam gue lepas kembali. Gue tidak akan ikut latihan hari ini, mungkin untuk selanjutnya juga, gue kembali berbaring.
‘Ping!’
Suara notif itu terdengar lagi. Gue menjadi gusar. Gue harus bagaimana? Apa gue harus jujur saja ke Iqbal bahwa gue tidak akan datang. Tapi apa alasannya? Sebenarnya gue tidak punya alasan selain karena ‘Bunga’ dan gue tidak tau bagaimana cara menyampaikannya ke Iqbal.
Aduh, gue semakin gusar, rasa ragu untuk tetap dalam pendirian gue mulai mengerubuti hati gue. ‘Kasian Iqbal sudah menunggu gue, apalagi Bima juga tidak bisa hadir karena mules, dan gue tidak berikan kabar kenapa gue tidak hadir, Iqbal akan khawatir,’ bisik gue dalam hati. ‘Apa gue setega itu ke sahabat gue!’ bisikan-bisikan dalam hati gue semakin membuat gue merasa bersalah.
Tubuh gue tetap berat untuk beranjak dari pembaringan. Gue coba menutup wajah gue dengan bantal guling yang sejak tadi gue peluk, tapi tidak mengubah apapun, gue semakin gelisah, antara berangkat latihan atau tidak. Gue meraih ponsel yang sengaja gue taruh di bawah bantal, jam digital di layar ponsel gue sudah menjukkan pukul 08.37, berarti 23 menit lagi latihan Saka akan dimulai.
Memang sih, waktu tempuh yang gue butuhkan untuk sampai di Polres paling lama hanya 10 menit, itu pun dengan perjalanan santai. Gue masih sempat tiba tepat waktu jika gue berangkat sekarang. Tapi gue tidak ingin bertemu dengan si Bunga itu. Dia pasti hadir pada latihan Saka pagi ini. Dia sangat jarang tidak hadir, apalagi