Page 213 - 3 Curut Berkacu
P. 213
Curut Egois 195
Polri seri 2’. Kali ini borgol digunakan sebagai alat pemukul dengan lima sasaran pukulan yang dapat melumpuhkan lawan; sasaran pada dahi, leher kiri, tulang iga kanan, ulu hati, dan alat vital.
Gue sangat antusias memperhatikan setiap gerakan sambil meniru-niru seadanya, karena kita belum diberikan kesempatan untuk ikut memeragakannya.
“Tiga! Borgol sebagai alat penangkis”
Pekikan ketiga terdengar. Kecuali sikap awal dan gerakan kuda-kuda yang sama, cara memegang borgol kali ini berbeda dengan dua jenis gerakan sebelumnya. Borgol dipegang oleh kedua tangan dengan posisi kedua ibu jari masuk ke dalam lubang borgol, besi yang tebal berada di posisi atas dan yang tipis di bawah. Kemudian dilakukan gerakan menangkis serangan lawan dari arah atas, ke arah leher bagian kiri, ke arah rusuk bagian kanan, arah ulu hati, dan alat vital.
“Sekarang saya minta dua relawan untuk maju ke depan!”
Kami saling berpandangan sesaat. Pikir gue, mungkin senior ini membutuhkan dua relawan sekaligus sebagai penyerang untuk ‘mempoligami’ pertahanannya, emejing dah!
“Saya, kak,” seru Iqbal mengacungkan tangan. “Silahkan! Satu lagi ada?”
Sebenarnya gue pengen tunjuk jari, tapi gue
masih penasaran dengan peragaan selanjautnya, gue memutuskan sementara menjadi penonton dulu aja.
“Saya, kak,” seru Bima mengacungkan tangan juga. Iqbal dan Bima kini di depan kami, mereka bersiap