Page 215 - 3 Curut Berkacu
P. 215

 Curut Egois 197
menyusul aba-aba tanda dimulai dari senior itu dipekikkan. Dengan mulus Iqbal dapat menangkis serangan yang dialamatkan ke dia.
Mata mereka kini saling beradu, tatapan keduanya tajam, berfokus pada sasaran masing-masing, menyerang dan menangkis. Gue dan anggota lainnya semakin antusias menyaksikan pertarungan mereka, beberapa ada yang menyoraki memberikan dukungan baik untuk Bima maupun untuk Iqbal.
Pertarungan semakin sengit, Bima menyerang Iqbal dengan cekatan meskipun tubuhnya terbilang di atas rata- rata ukuran tubuh normal manusia, dan Iqbal justru semakin terpojok menangkis serangan yang bertubi-tubi dari Bima. Dan nasib nahas pun terjadi, borgol yang digunakan Bima meleset mengenai pelipis kiri Iqbal.
Bima seketika menghentikan serangan, Iqbal meletakkan borgol yang digenggamnya dan memegang pelipisnya dengan kedua tangan. Dari balik tangan Iqbal, darah segar mengucur.
“Itu tidak sesuai titik! Asal itu!”
Teriak senior itu ke Bima yang dinilai melakukan serangan yang tidak sesuai dengan instruksinya. Dia mendekati Iqbal yang terlihat sedang menahan rasa sakit. Dan kami semuanya juga mendekati Iqbal, sontak melihat darah yang mulai menetes ke mata dan pipinya.
“Kenapa, Bim, kok bisa sampe begitu?” tanya gue ke Bima yang masih berdiri terpaku di tempatnya, tanpa gerakan, seakan sangat shock melihat kondisi Iqbal.
“Gak sengaja, Yu!” jawabnya lirih.
“Lu tau kan, itu borgol Iqbal, sudah karatan juga,

























































































   213   214   215   216   217