Page 237 - 3 Curut Berkacu
P. 237
“Tapi gue lagi demen sama dia!”
“Anaknya cakep, Bim! Manis, putih, bersih, aktif di Saka juga loh, Bim! Dia anak Wira Kartika.” lanjut gue.
“Owh, lu demen ama dia?”
“Tapi dia demen juga gak ma lu?”
“Gak tau dah, Bim!”
Bima hanya tertawa mendengar jawaban gue, cilok
yang masih di mulutnya belum sempat tertelan sedikit tersembur keluar. Gue hanya tersipu-sipu memandangi foto di ponsel gue.
“Lu harus pepet terus, Yu!”
“Lu PDKT sama dia, harus berani lu, kalau perlu lu kasi dia hadiah, buat hatinya senang!”
Gue berpaling melihat Bima, “memang perlu ya, Bim, sampe dikasih hadiah segala?” tanya gue serius dengan gaya ala ‘oon’ dan bibir bawah gue memblein. Setau gue hadiah diberikan jika saat ulang tahun, tapi kan gue tidak tau kapan ulang tahun dia. Kenal saja belum lama, masa langsung nanya kapan ulang tahunnya.
“Ya, iyalah, kan buat memikat hati wanita, Yu!”
“Ah, lu bagaimana sih, jadi cowok kok gak peka banget.”
Bima menepuk kepala gue dengan kabaretnya, gue juga balas dong! Akhirnya kami pun saling pukul-pukulan. Aksi seperti ini merupakan hal yang sangat lumrah di kalangan cowok remaja seperti kami. Jadi jangan heran deh kalau kami bercanda dengan gaya seperti ini.
“Gue kasi hadiah apa nih, Bim?” tanya gue.
Bima kembali membenarkan posisi duduknya, meraih ciloknya dan mulai lagi mengais-ngais sisa cilok itu dengan
Bunga Violet 219