Page 282 - 3 Curut Berkacu
P. 282

 264 3 Curut Berkacu
Suara notifikasi Whatsapp terdengar, diiringi spanduk tinjauan layar terlihat dari atas layar ponsel gue, ‘Yu, apa kabar?’ tulis pesan itu. Gue menyipitkan mata, tidak ada nama, hanya ada nomor yang tidak gue kenal.
Gue bermaksud mengabaikan pesan itu hingga muncul notif tulisan yang kedua, ‘Gue Iqbal. Sorry, gue ganti nomor, Yu, dan baru bisa hubungin lu, karena belakangan ini gue juga agak sibuk untuk persiapan Raimuna Nasional nanti.’
Mengetahui pesan itu dari Iqbal, gue seketika menyentuh notif tulisannya. Gue tiba-tiba merasa sangat senang. Pantas saja beberapa kali gue kontak di WA tapi hanya checklist doang, ternyata ganti nomor toh.
‘Baik, Bal. lu bagaimana kabarnya?’ balas gue. ‘Alhamdulillah, Yu, gue juga baik,’ jawabnya.
‘Ciyeee, ikut Raimuna Nasional...’ ujar gue meledek. ‘Hahaha, iya, Yu, Alhamdulillah, tapi gue bukan jadi
panitia pengamanan loh, Yu.’ ‘Lha, terus jadi apa?’
‘Gue jadi pengawal Panji Nasional.’
‘Yah, kita gak ketemu lama dong, lu Cuma nampang di upacara pembukaan doang!’
‘Lho, kok lu tau, Yu?’
Iqbal agak kaget karena gue bisa menebak tentang tugas yang dilakukannya sebagai Pengawal Panji Nasional pada acara tersebut. Dia bercerita bahwa dia bersama Bima dipercaya untuk tugas mulia itu. Gue pun menceritakan bahwa gue juga dipercaya sebagai salah satu panitia dari utusan DKR Bekasi Timur. Gue juga bilang, harapan kita bertiga untuk dapat terlibat pada acara istimewa itu
























































































   280   281   282   283   284