Page 284 - 3 Curut Berkacu
P. 284
266 3 Curut Berkacu
tidak peduli. Bagi gue, Bunga Bangkai is gone from my life! Cerita Iqbal juga tidak luput tentang Bima. Tingkahnya yang semakin mengocok perut saat latihan rutin pengawalan Panji Nasional menjadi hiburan bagi kawan-kawan lainnya di tengah keletihan. Kulit mereka semakin gelap akibat banyak menghabiskan waktu latihan di tengah lapangan di bawah terik matahari. Wajar saja, mereka memang dituntut untuk berlatih semaksimal mungkin agar mereka dapat tampil sempurna di acara yang akan dihadiri oleh orang
nomor satu di Indonesia itu, Presiden Jokowi. Perbincangan kami semakin seru, menjalar kemana-
mana, membuat gue lupa akan rasa lelah. Belum lagi Iqbal iseng mengirimkan beberapa foto Bima dengan komuk anehnya saat sedang tertidur lelap di sela-sela istrahat latihan mereka. Gue tertawa terpingkal-pingkal. Dasar si Badak Jawa, sedang tidur aja bisa membuat lucu dan menghibur.
Dari perbincangan ini, gue merasakan kerinduan yang sangat dalam pada mereka berdua. ‘Gue kangen, sumpah!’ gumam gue. Tiba-tiba teringat semua kenangan masa- masa kami saat selalu bertiga.
Di akhir percakapan, gue bermaksud bertanya sesuatu sebelum mengakhiri pertemuan kami melalui aplikasi ini, gue menuliskan ‘bagaimana kabar Fiera?’
Namun, gue mengurungkan untuk mengirimnya. Gue pikir, biarlah gue dan Iqbal tanpa Fiera. Gue tidak ingin luka hati gue tersingkap lagi karena jawaban Iqbal yang mungkin nantinya akan membuat gue jadi baper lagi. Sejujurnya, rasa gue ke Fiera belum sepenuhnya dapat gue singkirkan.
Kalimat penutup Iqbal malam ini gue pandangi cukup