Page 30 - 3 Curut Berkacu
P. 30
12 3 Curut Berkacu
‘Tapi gue juga bisa, kok, saking aja tadi keduluan ama dia pas mau maju, hehehehe....’ Bisik gue memotivasi diri.
Tapi gue sadar, kalau bersikap seperti itu tidak baik. Dan untuk memuaskan rasa penasaran gue, maka gue pikir sebaiknya gue coba cari tau siapakah gerangan sosok manusia berbadan tinggi dan berkulit coklat ini.
Saat waktu Ishoma tiba, tepat pukul 12 siang, selepas shalat dzuhur, gue lihat sesosok manusia sedang duduk di pinggir mesjid sambil mengenakan sepatunya. Tanpa pikir panjang, gue bergegas mengambil sepatu gue di rak sepatu dan ikut duduk di sampingnya.
“Misi Kak, kenalin, Wahyu dari SMKN 6 Bekasi,” kata gue memulai ngenalin diri sok asik gitu sama dia.
“Oh iya, iya. Nih nama saya, Kak,” balasnya sambil membusungkan dada kanannya, seolah nyuruh gue untuk membaca name tag yang ada di dadanya itu.
“Oh iya, iya. Iqbal ya, hehe,” lanjut gue sambil menarik kepala gue menjauh dari dadanya. Menurut gue, ada dua kemungkinan kenapa orang ini membusungkan dadanya ke wajah gue.
Pertama, dia bermaksud meminta gue untuk membaca langsung nama yang ada di name tag itu, karena gue mungkin saja sedang mengganggu dia yang sedang mengenakan sepatu, dan lagi malas untuk memperkenalkan langsung namanya ke gue.
Kedua, dia mencoba memberikan ‘asupan’ susu langsung siap saji di siang bolong alias ASBAK atau Air Susu Bapak. Hahahaha...! Wah, gila! Gue gak bisa ngebayangin jika kemungkinan ini jadi alasan yang sebenarnya. Bisa- bisa gue gumoh atau mati mendadak karena bisa saja