Page 28 - 3 Curut Berkacu
P. 28

 10 3 Curut Berkacu
Bet pun hanya seperti anak Pramuka pada umumnya. Gue merasa kesindir aja jika dibandingkan dengan dia. Andai boleh bebas nempelin bet apa aja di seragam Pramuka, rasanya gue pengen pasang apa aja. Mau itu bet OSIS, bet SMK, bet-men, beti, bencong atau sampai pin kampenye parpol juga, gak apalah gue tempelin. Kalau pun gak muat, gue tempel aja sampai celana sekalian, hahahaha!
Barisan sudah disiapkan oleh Danton. Berhubung gue masih ingat dasar-dasar baris berbaris, jadi gak udik banget saat Danton memberikan aba-aba. ‘Yoi, Wahyu gitu loh!’ Gue seakan asyik sendiri dengan kegiatan di dunia baru gue ini.
“Maujuuuu Jalan!” Terdengar perintah aba-aba berikutnya.
Ya udah, gue maju. ‘Kiri-kanan, kiri-kanan, kiri-kiri, kiri bukan kanan tapi kiri, kanan-kiri-kanan’, gue mengeja langkah-langkah dalam hati, begitu seterusnya sampai bego.
“Hormaaaat Gerak!” Perintah aba-aba selanjutnya.
Barisan ini rupanya hormat ke Polisi penjaga pos di depan. Polisi yang sedang jagain pos itu pun seketika berdiri dan membalas hormat kami. Wah, gue rasa, tadi Kak Rizka gak bilang kalau ada hormatnya juga, canda gue dalam hati.
Begitu sampai di dalam pelataran Polres, barisan pun dibubarkan dan membuat barisan baru untuk apel pagi sebelum mulai latihan. Pembina Saka disebut dengan Pamong, dan biasanya yang menjadi Pembina Apel itu adalah Pamong atau dari Pihak Kepolisian. Karena mungkin kedua pihak itu tidak bisa kali ya, sehingga yang menjadi



























































































   26   27   28   29   30