Page 306 - 3 Curut Berkacu
P. 306

 288 3 Curut Berkacu
rumput-rumput pendek menjadi basah, tekstur tanah lapangan menjadi merah becek dan agak licin. Gue tetap sabar menanti kedatangan tim perlengkapan Saka Bakti Husada yang sejak tadi tak lepas gue kontak melalui ponsel. Katanya ‘otw’ dan kondisi jalan sangat macet. Wajar saja, jam segini memang waktu macet untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya, apalagi hujan.
Dan usaha memang tak pernah mengkhianati hasil. Penantian gue berakhir pada pukul 18.00. Sebuah mobil box terbuka dengan terpal biru yang menutupi barang-barang bawaannya berhenti tepat di depan gue.
“Perkenalkan, Kak, saya Wahyu,” kata gue memperkenalkan diri dengan sopan kepada seorang pria dewasa yang baru saja turun dari mobil itu.
“Saya penanggung jawab di stand Saka Bakti Husada ini, Kak. Jika kakak memerlukan sesuatu, bisa langsung mengkonfirmasi ke saya, Kak.” Lanjut gue.
“Iya, dek. Maaf, ya, telat. Tadi saya tunggu surat tugas dulu dari pusat,” balasnya dengan senyum ramah.
Gue pun membantunya menurunkan semua barang dari mobil. Kemudian menatanya, dan tidak butuh waktu lama, semuanya sudah beres.
“Semua barang di sini aman ya?” tanyanya.
“Aman, Kak, insya Allah. Ada dari Saka Bhayangkara juga sebagai panitia pengamanan yang akan berjaga di setiap sudut area Buperta, kok,” jelas gue meyakinkan.
“Oke, kalau begitu saya percayakan saja sama penanggung jawab standnya, ya!” lanjut pria itu sambil tertawa kecil. Dia menjulurkan tangan kanannya dan

























































































   304   305   306   307   308