Page 316 - 3 Curut Berkacu
P. 316

 298 3 Curut Berkacu
Iqbal kini sudah di dalam bus.
Gue hanya berdiri terdiam membisu, melihat bus mulai berjalan dan melaju meninggalkan arena lapangan. Rasanya, Iqbal akan pergi jauh, padahal kan bisa bertemu lagi besok-besok. Tapi hati gue berkata lain, gue ingin menangis. Ada rasa sesal kenapa gue tidak berlari lebih kencang agar bisa mencapainya sebelum masuk bus.
“Tapi sudahlah, selepas Raimuna ini, gue akan segera menemui Iqbal.” Ucap gue berbisik, tepatnya mungkin menghibur diri.
“Woi, dicariin, lu di sini rupanya!”
Faisal, teman sesama panitia dari DKR gue tiba-tiba berada di samping gue membuyarkan kebisuan gue.
“Liat apa lu?” tanyanya sambil menepuk pundak gue.
“Tuh, sudah jalan,” jawab gue lirih, menunjuk ke arah bus yang melaju perlahan melewati pintu keluar.
“Oh, itu bus yang membawa Paspanwalnas, kan?” Gue mengangguk masih terdiam.
“Mereka memang dijadwalkan langsung meninggalkan
Buperta setelah menjalankan tugasnya. Mereka pergi dulu ke Sekretariat Nasional. Mereka akan dijamu langsung oleh Presiden,” ujarnya lagi, menyikut lengan gue.
“Sekalian jamuan makan siang, Yu, plus bagi-bagi uang saku,” lanjutnya tertawa-tawa kecil. Gue hanya tersenyum.
“Ya udah, ayo balik ke lapangan, tuh udah ditungguin sama yang lain, diajak makan siang sebelum lanjut lagi kerja. Emang lu gak laper?”
Gue kembali tersenyum dan ikut beranjak menuju





















































































   314   315   316   317   318